Thursday, April 18, 2013

ASKEP STRAIN & SPRAIN


STRAIN & SPRAIN
Strain (keram)

Pengertian
Strain adalah “tarikan otot” akibat penggunaan berlebihan, atau stress yang berlebihan.strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan perdarahan ke dalam jaringan. Pasien mengalami rasa sakit atau nyeri mendadak dengan nyeri tekan local pada pemakaian otot dan kontraksi isometric. (brunner & suddarth). Strain adalah luka pada otot atau tendo dikarenakan penggunaan otot yang berlebihan, tekanan yang terlalu besar, atau perenggangan yang berlebihan. Jaringan otot yang mengalami hal tersebut sering terjadi perdarahan yang masuk ke dalam tempat luka akibat robekan otot yang tidak komplit dan hanya kelihatan dengan mikroskop.

Manifestasi klinis
Gejala dan tanda strain mencakup rasa sakit, bengkak, dan spasmus pada otot. Penderita bisa atau tidak mengalami gejala objektif langsung setelah strain. Geraka berikutnya dari bagian yang mengalami hal ini aka menghasilkan rasa sakit yang akan menghambat aktifitas fisiknya. Dalam beberapa contoh : penderita mungkin akan berkata bahwa bagian yang menderita mengalami “mati rasa”. Perubahan warna biasanya tidak terjadi kecuali jika penderita mengalami kerusakan pada jaringan lunak.

Patofisiologi
Adalah daya yang tidak semestinya yang diterapkan pada otot , ligament, atau tendon. Daya (force) tersebut akan meregangkan serabut-serabut tersebut da menyebabkan kelemahan dan mati rasa temporer serta perdarahan jika pembuluh darah dan kapiler dalam jaringan yang sakit tersebut mengalami regangan yang berlebihan.

Tanda dan Gejala
  • Kelemahan
·         Mati rasa
·         Nyeri
·         Odema

Penanganan
Kelemahan biasanya berakhir sekitar 24-27 jam, sedangkan mati rasa biasanya menghilang dalam 1 jam. Otot ligamen , atau tendon yang keram akan memperoleh kembali fungsinya secara penuh setelah diberikan perawatan konservatif.

Rencana Keperawatan
·      Kemoterapi ; dengan analgetik seperti aspirin (300-600mg/hari) atau acetaminophen  (300-600mg/hari)
·       Elektromekanis ;penerapan dingin dengan kantong es ,pembalutan atau wrapping eksternal
·      meninggikan posisi (di angkat)
·       latihan ROM

SPRAIN (KESELEO)
PENGERTIAN
 sprain adalah cedera struktur ligament disekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar. Fungsi ligament adalah mejaga stabilitas namun masih memungkinkan mobilitas. (bruner & suddarth)
 Sprain merupakan luka pada beberapa struktur ligamen yang mengelilingi sendi. Kerusakan ini dapat mencakup luka robek pada ligament atau ligament meregang. Sprain sering terkait degan ketidak mampuan sendi dan memiliki luka yang lebih serius dibandingkan dega strain.
           
Patofisiolagi
Kekoyaka (avulsion) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya, pemelintiran, atau mendorong / mendesak pada saat berolahraga atau aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga (sepak bola) sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut. Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika diterapka daya tekanan atau tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi perbedaan.

Manifestasi klinis
Gejala khusus pada sprain mencakup bengkak yang bertambah cepat, rasa sakit dan perubahan warna pada tempat luka. Perdarahan pada jaringan lunak mungkin terjadi jika pembuluh darah juga terluka. Sprain dapat diklasifikasikan dalam tahap ringan, menengah, dan berat.
Mild sprain. Dalam mild sprain, terdapat pembengkakan dan nyeri tekan local, namun begitu gerakannya hanya berkurang secara minimal. Ligamenya meregang atau bentuknya hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Moderate sprain. Pada kasus ini, bagian yang sakit mengalami edema dan teraba lunak serta memiliki rasa yeri menengah jika bergerak dan terdapat beberapa ligament yang robek.
Severe sprain. Pada kasus ini, bagian mana yang mengalami edema dan teraba lunak. Demikian pula gerakan fleksi dan kekuatan memikul berat bahkan tidak bise dilakukan. Ligamentum putus dengan ketidakstabilan sendi yang terbatas.

            Penilaian. Perawat harus melakukan penilaian secara umum, karena kebanyaka penderita dengan luka jaringan lunak akan menderita beberapa type trauma. Penilaian harus difokuskan untuk menentukan perluasan luka dan struktur yang terlibat. Riwayat kejadian luka yang akurat harus mencakup aktifitas yang menyebabka terjadinya luka, posisi bagian yang terluka (eversi & inversi), perkiraan jumlah beban yang ditopang oleh bagian yang terluka dan munculnya seperti suara benda yang pecah, suara letusan atau suara seperti kamera potret yang didengar atau sesuatu yang dirasakan saat terjadinya luka.
            Pemeriksaan terfokus pada penentuan luasnya pembengkakan, perubahan warna, keterbatasan terhadap rentang gerkan normal dan gerakan yang menyebabkan rasa sakit. Periksalah juga pada bagian yang sehat untuk dijadikan datadasar sebagai pembanding. Pemeriksaan dengan sinar X pada bagian sakit dapat menyingkirkan kemungkinan fraktur pada kasus yang dicurigai mengalami sprain.

Manajemen therapeutic
            Manajemen therapi dari trauma jaringan pendukung diarahkan pada pengurangan pembengkakan dan tidak diperbolehkan mengangkan beban normal juga mobilitasnya. Perawatan trauma mencakup istirahat (rest), kompres es (ices), penekanan (compression) dan meninggikan bagian yang terluka (elevation) atau disingkat RICE : rest, ice, compression, dan elevation. Segera setelah terjadi luka, pasien tidak diperbolehkan mengangkat barang dan tetap menjaga bagia yang terluka agar tidak bergerak. Kompres dingin atau es akan menghasilkan vasokonstriksi untuk mengurangi pembengkakan dengan meletakannya dibagian yang terluka.
            Perawat harus menempatkan kain diantara kulit pasien dengan kantong es untuk menghindari luka akibat suhu rendah. Terapi dengan kompres dingin ini harus dimulai dengan segera dan diteruskan sampai 24-36 jam setelah luka terjadi.

Tanda & Gejala
·           Sama dengan strain namun lebih parah
·           Edema, perdarahan dan perubahan warna lebih nyata
·           Ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot, dan tendon.
·           Tidak dapat menyangga beban, nyeri lebih hebat dan konstan.

Rencana Perawatan
1.                Pembedahan :
mungkin diperlukan agar sendi dapat berfungsi sepenuhnya ; penguragan-pengurangan perbaikan terbuka terhadap jaringan yang terkoyak.
2.      Kemotherapi :
dengan analgetik aspirin (100-400 mg setiap 4 jam )untuk meredakan nyeri dan peradangan. Kadang diperlukan narkotik ( codeine 30-60 mg peroral setiap 4 jam )untuk nyeri hebat.
3.      Elektromekanis
→ Penerapan dingin
→ Pembalutan / wrappig external
     dngan pembalutan,cast, atau   pengendongan (sung)
→ Peninggian posisi
                        Jika yang sakit bagian extremitas
→  Latihan ROM
Tidak dilakukan  latihan padasaat terjadi nyeri hebat dan perdarahan. Latihan pelan2 di mulai setelah 7-10 hari tergantung jaringan yang sakit.
                  → Penyangga beban
Menghentikan penyangga beban dengan penggunaan kruk selama 7 hari atau lebih tergantung jaringan yang sakit.

Study diagnostic
  1. Riwayat
tekanan, tarikan perbedaan, daya yang tidak semestinya
  1. Pemeriksaan fisik  ; tanda-tanda pada kulit system sirkulasi musculoskeletal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sprain & Strain
(marylinn doenges)
Pegkajian :
− Identitas pasien
− Keluhan utama ; nyeri, kelemahan, mati rasa, edema, perdarahan, perubahan mobilitas/ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot, dan tendon.
−Riwayat kesehatan:
a.       Riwayat penyakit sekarang,
o   Kapan keluhan dirasakan, apakah sesudah beraktifitas kerja atau setelah berolah raga
o   Daerah mana yang mengalami trauma
o   Bagaimana karakteristik nyeri yang dirasakan.
b.      Riwayat penyakit dahulu,
o   Apakah klien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini atau atau mengalami trauma padasistem musculoskeletal lainnya.
c.       Riwayat penyakit keluarga
o         Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini,
−Peeriksaan fisik
a.       Inspeksi : kelemahan, edema, perubahan warna kulit (perdarahan), ketidakmampuan menggunakan sendi,
b.      Palpasi : mati rasa
c.       auskultasi
d.      perkusi
−Pemeriksaan penunjang
            Pada sprain untuk diagnosis perlu dilaksanakn roentgen untuk membedakan dengan patah tulang.

Diagnosa Keperawatan yang Muncul :
  1. gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidakmampuan,di tandai dengan ketidakmampuan untuk mepergunakan sendi,otot,dan tendon.
Tujuan :
    • meningkatkan/mempertahankan mobilitaspada tingkat paling tinggi yang mungkin.
·         Menunjukan teknik memampukan melaksanakan aktivitas(ROM aktif dan pasif)
Intervensi :
·         Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera /pengobatan dan perhatian persepsi pasien terhadap mobilisasi
·         Ajarka untuk melaksanakan latihan rentang gerak pasien/aktif pada  extremitas yang sehat da latihan rentang gerak pasif pada extremitas yang sakit.
·         Berikan pembalutan, pembebatan yang sesuai.
  1. Nyeri akut berhubungan dengan peregangan atau kekoyakan pada otot, ligament atau tendon ditandai dengan kelemahan, mati rasa, perdarahan, edema, nyeri.

Tujuan :
·         Menyatakan nyeri hilang
Intervensi :
·         Pertahankan imobilisasi bagia yang sakit denga tirah baring,gips dan pembalutan.
·         Tinggikan dan dukung extremitas yang terkena
·         Pemberian kompres dingin dengan kantong es 24 0C
·         Ajarka metode distraksi dan relaksasi selama nyeri akut
·         Berikan individu pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesic.
  1. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan fungsi tubuh
Tujuan :
·         Mendemonstrasikan adaptasi kesehatan, penanganan keterampilan.
Intervensi :
·         Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pandangan pemikiran perasaan seseorang
·         Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan, dan prognosa kesehatan.
·         Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang sudah diberikan
·         Hindari kritik negatife
·         Beri privasi dan suatu keamanan lingkungan


DAFTAR PUSTAKA
Rachmadi, agus. 1993. Perawatan Gangguan System Musculoskeletal. Penerbit :AKPER Depkes, Banjarbaru.
Doenges, Marylinn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. Edisi 3. Penerbit : EGC,Jakarta.
Nurachman, Elly.1989. Buku saku prosedur Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit  : EGC,Jakarta.
Carpenito, Linda Juall. 1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 .Penerbit : EGC,Jakarta.

No comments:

Post a Comment

Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi manusia baik pria maupun wanita memiliki struktur organ internal dan eksternalnya masing- masing. Setiap organ dalam sist...