Tuesday, July 7, 2015

Askep Congestive Hearth Failure (CHF) - KTI

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat. Risiko kematian pada gagal jantung ringan meningkat hingga 5-10% dan pada gagal jantung berat 30-40%. Gagal jantung merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (Kasron,2012)
Menurut AHA tahun 2004, melaporkan 5,2 juta penduduk Amerika menderita gagal jantung. Asuransi kesehatan medicare USA paling banyak mengeluarkan biaya untuk diagnosis dan pengobatan gagal jantung, dari hasil pencatatan dan pelaporan. Menurut riset kesehatan dasar (RISKASDES) yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2013 prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia didapati 0,13%, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3%. Dan dari hasil pencatatan rumah sakit ditahun 2007 pada  Sistem Informasi rumah sakit menunjukkan case fatality rate tertinggi pada gagal jantung sebesar 13,42%.
Semua penyakit jantung utama bila dalam keadaan parah dapat berpengaruh pada fungsi pompa yang dikenal sebagai kegagalan jantung kongestif (CHF),Gagal Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrient dan oksigen.serta kerusakan kontraktilitas dari jantung, yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal. Kondisi umum yang mendasari termasuk aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi atau degenerative otot jantung, sejumlah faktor sistemik dapat menunjang perkembangan dan keparahan dari gagal jantung.  Peningkatan laju metabolik(misalnya, demam, koma, hipoksia dan anemia membutuhkan suatu peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen.(Bararah, Taqiyyah, 2013)
B.  Tujuan
1.  Tujuan Umum
      Untuk mengetahui pemecahan masalah yang ada pada kasus pasien dengan gagal jantung kongestif dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yang disusun secara sistematis dan komprehensif
2. Tujuan Khusus
              a. Untuk mengetahui anatomi fisiologi jantung.
b. Untuk mengetahui definisi dari penyakit gagal jantung.
              c. Untuk mengetahui penyebab dari penyakit gagal jantung.
              d. Untuk mengetahui klasifikasi dari penyakit gagal jantung.
              e. Untuk mengetahui dan memahami pathway penyakit gagal jantung.
              f. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit gagal jantung.
              g. Untuk mengetahui komplikasi penyakit gagal jantung. 
h. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada penyakit gagal 
     jantung.
  i. Untuk mengetahui konsep keperawatan atau asuhan keperawatan gagal
      jantung
K.  Konsep dasar asuhan keperawatan
        1 Pengkajian 
         a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
a) Respirasi meningkat,dispnea
b) Batuk kering,bercampur darah.
c) Vena leher, dengan JVP meningkat
d) Kulit bersisik, pucat
e) Edema kaki
f) Asites abdomen
2)    Palpasi
a) Jantung,bergeser ke kiri, inferior karena dilatasi atau hipertrofi
     ventrikel
b) Pulsasi perifer menurun
c) Hati teraba di bawah arkus kosta kanan
d) Denyut jantung meningkat indikasi tekanan vena porta sistemik
     meningkat
e) Edema menyebabkan piting
              3) Auskultasi
a)Suara paru menurun, basilar rates mengakibatkan cairan pada
   jaringan paru
b)Suara jantung dengan S1,S2 menurun. Kontraksi miokard menurun
   S3 meningkat, volume sisa meningkat, murmur terkadang juga
   Terjadi

b. . Pengkajian data
   1) Aktivitas dan istirahat:
a) Adanya kelelahan, insomnia, letargi, kurang istirahat
b) Sakit dada,dispnea pada saat istirahat atau saat beraktivitas
     2) Sirkulasi:
a)Riwayat hipertemia,kelainan katup, bedah jantung,
   endokarditis,anemia, syok septic, bengkak pada kaki,asites,
   takikardia.
b) Disritmia,fibrilalasi atrial, kontraksi ventrikel premature.
c) Bunyi S3 gallop, adanya sistolik, pucat, ronki, hepatomegali.
3) Status mental:
a) Cemas, ketakutan, gelisah, marah, peka
b) Stress sehubungan dengan penyakitnya, sosial, financial.
     Eliminasi
c) Penurunan volume urine, urine yang pekat.
d) Nokturia, diare dan konstipasi.
4) Makanan dan cairan
a) Hilang nafsu makan,mual, dan muntah
b) Edema di ektremitas bawah, asites.
  5) Neurologi
a) Pusing,pingsan, kesakitan.
b)Letargi,binggung,disorientasi,peka.
                     6) Rasa nyaman
                           Sakit dada, kronik/akut angina.
7) Respirasi
a) Dispnea pada waktu aktivitas, takipnea.
b) Tidur dan duduk, riwayat penyakit paru.
8) Rasa aman
a) Perubahan status mental
b) Gangguan pada kulit/dermatitis
        2 Diagnosa Keperawatan
        a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompakan jumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.
b. Volume cairan berlebih berhubungan dengan menurunyya curah jantung dan retensi natrium dan air ditandai dengan oliguria, edema, peningkatan BB
c. Intoleransia aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai kebutuhan oksgen ditandai dengan kelemahan, kelelahan, perubahan tanda tanda vital
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus ditandai dengan sesak napas
e. Cemas Berhubungan dengan krisis situasional ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan
f. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya pengajaran
      3 Rencana tindakan keperawatan
        a.Diagnosa penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompakan jumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.
            Kriteria Hasil:
1.   Tekanan darah rentang normal
2.   Toleransi terhadap aktivitas
3.   Nadi perifer kuat
4.   Ukuran jantung normal
5.   Tidak ada distensi vena jugularis
6.   Tidak ada disritmia
7.   Tidak ada bunyi jantung abnormal
8.   Tidak ada kelelahan
Intervensi:
1.   Evaluasi adanya nyeri dada
Rasional: Untuk mengobservasi nyeri dada     
2.   Lakukan  penilalian komprehensif terhadap sirkulasi perifer (nadi perifer,suhu ekstremitas)
Rasional: Kompensasi dari penurunan cardiac output, pulsasi ke periver melemah, crt melemah dan hampir tidak teraba
3.   Dokumentasi adanya disritmia jantung
Rasional: Dapat mengakibatkan hipoksia dan penurunan curah jantung
4.   Observasi gangguan irama dan konduksi
Rasional: Untuk memantau hemodinamik/Menilai keefektifan cardiac output
5.   Observasi status respirasui terhadap gejala gagal jantung
Rasional: Untuk mengobservasi adanya disritmia

6.   Observasi keseimbangan cairan
Rasional: Untuk mengetahui balance cairan, atau intake output
7.   Kolaborasi dalam pemberian terapi antiaritmia  
Rasional: Untuk membantu mempercepat proses kesembuhan
b. Volume cairan berlebih berhubungan dengan menurunnya curah jantung dan retensi natrium dan air
     Kriteria Hasil:
1. Klien bebas dari edema
2. Klien dapat mempertahankan bunyi paru
3. Turgor kulit normal
4. Tidak ada oliguria
5. Klien melaporkan adanya kemudahan dalam bernapas
Intervensi:
1. Observasi nilai elektrolit serum abnormal
Rasional: Untuk mengetahui tingkat keparahan,dan membantu menegakkan diagnose
2. Observasi bunyi paru adanya bunyi crakles,status respirasi dan tentukan adanya ortopnea dan keparahanya
Rasional: Untuk mengetahui tingkat kesulitan nafas pasien pada saat tidur dan duduk
3.  Observasi adanaya distensi vena jugularis dengan posisi kepala ditinggikan 30-45 derajat
Rasional: Untuk mengobservasi adanya alat bantu nafas sehingga menekan vena jugularis
4. Observasi hasil laboratorium(hematokrit,BUN,albumin)
Rasional: Untuk mengetahui tingkat keparahan,dan membantu menegakkan diagnose
5. Observasi tanda dan gejala retensi cairan
Rasional: Untuk mengetahui adanya oligouria
6. Observasi tanda tanda vital
Rasional: Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat dari disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokard dan rangsang vagal. Sebaliknya, hipertensi juga banyak terjadi yang mungkin berhubungan dengan nyeri,
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai kebutuhan oksgen
      ditandai dengan kelemahan, kelelahan, perubahan ttv
Kriteria hasil:
1.   Klien dapat menentukan aktivitas yang sesuai dengan peningkatan nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas, mempertahankan irama dalam batas normal.
2.  Memperahankan warna dan kehanagatan kulit dengan aktivitas
3.  EKG dalam batas normal
4.  Melaporkan peningkatan aktivitas harian
Intervensi:
1. Tentukan keterbatasan klien terhadap aktivitas
Rasional: Menentukan penyebab dapat membantu menentukan intoleransia
2. Observasi asupan nutrisi sebagai sumber energi yang adekuat
Rasional: Untuk mengetahui keadekuatan asupan nutrisi
3. Observasi respon jantung terhadap aktivitas missal takikardi, disritmia, pucat dan frekuensi pernafasan
4. Dorong melakukan periode istirahat.
Rasional: Untuk menurunkan komplikasi pada pasien
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
      kapiler alveolus ditandai dengan sesak napas

      Kriteria hasil:
     a. Status mental dan rentang normal
b. Klien bernapas dengan mudah
c. Tidak ada dispnea
d. Tidak ada kegelisahan
e. Tidak ada sianosis
f. Tidak ada somnolen
g. Ventilasi perfusi seimbang
Intevensi:
a. Atur posisi klien memaksimalkan ventilasi
    Rasional: Mengurangi sesak dan meningkatkan aliran darah balik
                    vena
b. Auskultasi bunyi napas, area penurunan ventilasi atau tidak adanya
    ventilasi dan adanya bunyi napas tambahan
    Rasional: bunyi napas tambahan mengindikasikan gangguan
    pertukaran gas
c. Ajarkan klien bagaimana menggunakan inhaler
   Rasional: untuk mengurangi ronkhi pada lapang paru,untuk
                  menguragi sesak nafas
g. Observasi status respirasi
         Rasional: untuk mengobservasi adanya sesak nafas
e. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya pengajaran
Kriteria hasil
a. Mengenal nama penyakit
b. Menjelaskan proses penyakit
c. Menjelaskan faktor dan penyebab dan resiko
d. Menjelaskan efek dari penyakit
e. Menjelaskan tanda dan gejala
f. Menjelaskan tindakan untuk meminimalkan progresi penyakit
g. Menjelaskan tanda dan gejala komplikasi
h. Menjelaskan pencegahan komplikasi
Intervensi:
a.   Kaji tingkat pengetahun pasien berhubungan dengan proses penyakit
     yang spesifik
     Rasional: Untuk mengetahui  tingkat pengetahuan pasien terhadap
                     Penyakitnya
b. Jelaskan tanda dan gejala yang biasanya muncul .
     Rasional: Agar pasien bisa menanggulangi penyakitnya
b.   Jelaskan tentang proses penyakit
     Rasional: Agar pasien mengetahui penyakit yang dideritanya
c.   Jelaskan kepada klien tentang efek samping pengobatan dan tindakan
     yang tepat untuk menanggulanginya
     Rasional: agar pasien mengetahui efek samping pengobtan/terapi
                     yang diberikan
G. Manifestasi Klinis Gagal Jantung menurut Kasron (2012 )
  Gagal jantung kiri                                     Gagal jantung kanan
1. Dispnea                                                   1. Kongestif jaringan perifer & Viseral
2. Batuk                                                      2. Edema ekstremitas bawah                
3. Mudah lelah                                3. Hepatomegali
4. Kegelisahan                                 4. Anorexia dan mual
5. Kecemasan                                   5. Nokturia &Kelemahan
H.  Komplikasi gagal jantung menurut Kasron (2012) yaitu:
        1. Syok kardiogenik
        2. Episode tromboemboli karena pembentukan bekuan vena karena statis darah
        3. Efusi dan tamponade pericardium
        4. Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis
I.   Pemeriksaan penunjang menurut Bararah & Taqiyyah (2013) adalah :         
  1.EKG dapat ditemukan kelainan primer jantung(iskemik, hipertrofi ventrikel,gangguan irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut(infark miokard, emboli paru)
        2.Scan jantung tindakan penyutikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding
   3. Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram dopple) dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/ struktur katup, atau area penurunan kontraktilitas ventrikuler
        4. Kateterisasi jantung pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP) 10mmHg atau
pulmonary arterial wedge pressure >12mmHg dalam keadaan istirahat. Curah jantung lebih rendah dari 2,71/menit/m2 luas permukaan tubuh
     5. Rongent dada dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal
        6. Enzim hepar meningkat dalam gagal/ kongestif hepar
  7. Elektrolit mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal,
      terapi diuretik
  8. Oksimetri nadi saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung
      kongestif akut menjadi kronis
     9. AGD Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratori ringan (dini) atau 
     hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir)
        10. BUN dan kreatinin peningkatan BUN menunjukkan penurunab fungsi ginjal.
              Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal
        11. Pemeriksaan tiroid peningkatan aktivitas tiroid menunjukkan hiperaktivitasi
               tiroid sebagai pre pencetus gagal jantung
J.  Penatalaksanan
  Penatalakasanan bertujuan untuk menurunkan kerja jantung meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard dan menurunkan retensi garam dan air,penatalaksanan meliputi: (Aspani,Renny, 2015)
1. Tirah baring untuk gagal jantung kongestif tahap akut dan sulit disembuhkan
2.  Pemberian diuretik akan menurunkan preload dan kerja jantung
3.  Pemberian morfin untuk mengatasi edema pulmonal akut, vaspodilatasi perifer, menurunkan aliran balik vena dan kerja jantung dan menghilangkan ansietas
4.  Reduksi volume darah sirkulasi  untuk memindahkan volume darah dari sirkulasi 
 sentral, menurunakn aliran  balik vena dan tekanan pengisian serta sebaliknya 
 menciptakan masalah hemodinamik dengan segera, dengan metode plebotomi.
5. Terapi nitrit obat utama untuk vasodilatasi perifer guna menurunkan afterload.
6.  Terapi digitalis untuk meningkatkan kontraktilitas inotropik memperlambat frekuensi ventrikel, peningkatan efisiensi jantunh
7.  Inotropik Positif diberikan dopamine dan dobutamin
8.  Dengan konterpulasi balon intraaorta  atau pompa PBIA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A.            Pengkajian Keperawatan
1.    Identitas Klien
Nama (Inisial)                          :  Tn. S
Jenis kelamin                           :  Laki-laki
Umur/tanggal lahir                   :  51 tahun / 1 April 1963
Status Perkawinan                    : Menikah
Agama                                      : Islam
Kewarganegaraan                      : WNI
Pendidikan terakhir                 : SMA
Pekerjaan                                : Karyawan swasta
Alamat                                     : Jalan Gelam Jaya, Pasar kemis, Tangerang
Diagnosa medis             : CHF DCM
Alergi                                       :  Tidak ada
Tgl Masuk                                : 21 Maret 2015 jam 12.54
Tgl Pengkajian             : 23 Maret 2015 jam 08.00
Asal masuk                               : Emergency Departement
2. Riwayat Kesehatan
a. Diagnosa dokter saat masuk RS: CHF, suspect dilated cardio miopati
b. Uraian penyakit pasien (sebutkan alasan masuk RS?)
 Pasien tiba d UGD tgl 21 Maret 2014 jam 13.00 mengeluh sesak nafas 3 hari yang lalu,sesak lebih dirasakan pada malam hari tiba-tiba terbangun dan saat melakukan aktivitas, satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien batuk,buang air besar dan air kecil normal, pasien mengeluh mual, perut terasa begah, dan terkadang saat batuk dada terasa nyeri, TD: 90/60, HR: 59x/menit , suhu 36,5oc, RR: 44x/menit, spo2 97%. EWS: 7
Pada tanggal 23 Maret 2014 dilakukan pengkajian, pasien tampak sesak saat bicara, akral dingin, tampak pucat, lemas, batuk, TD: 110/70x/menit, Nadi: 50x/menit, rr: 20x/menit, suhu 35,7oc, Spo2: 98%  EWS: 1. Keluarga mengatakan saat dirumah asupan makanan tidak terkontrol. pasien mengatakan sesak muncul, sesak mulai berkurang saat pasien duduk.
c. Riwayat kesehatan yang lalu:
Setahun yang lalu pasien pernah masuk RS, dengan keluhan yang sama tetapi menurut keluarga pasien, lebih parah yang dulu di banding sekarang.

d. Riwayat pengobatan saat di rumah: obat diminum rutin, tetapi tidak pernah control ke RS, obat dibeli di apotek,   
Nama Obat
Dosis
Cara Pemberian
Frekuensi
Waktu & Tanggal Terakhir Pemberian
Furosemid
1x40mg
Oral
OM
20 Maret 2015
Codein  
1x10mg
Oral
2x/hari
20 Maret 2015

e. Riwayat alergi: tidak ada
f.  Riwayat transfusi darah: pasien tidak pernah tranfusi darah
g. Golongan darah: pasien mengatakan tidak mengetahui
h. Riwayat merokok: pasien merokok, jenis sigaret, jumlah ±1-2 bungkus/
     hari. Pasien merokok sejak umur 20-an, saat ini pasien sudah berhenti
     merokok.
i. Riwayat minum - minuman keras: Pasien tidak pernah minuman keras
j. Riwayat penggunaan obat penenang: pasien tidak mengunakan obat    
   penenang.
k. Riwayat pekerjaan: pasien bekerja sebagai karyawan swasta.
l.  Riwayat penyakit keluarga: keluarga ada yang memiliki hipertensi
3.  Pemeriksaan Fisik (tanggal 23 Maret 2015)
  Keadaan umum pasien : pasien tampak sakit sedang,  GCS: E4M6V5,    
  Pupil: kanan 2 mm/kiri 2mm    Reaksi Cahaya: +/+

Tanda vital:110 /70 mmhg BB: 59kg TB 165cm, spo2 98%, Suhu:    35,7oC Nadi: 52x/mnt,teratur        Pernafasan: 20x/mnt teratur,
a.     Kepala        : tidak ada masalah.
b.     Rambut       : kering, ketombe tak ada, warna rambut hitam.
c.     Muka          : simetris, tak ada masalah.
d.     Mata          : pasien menggunakan kacamata.
e.     Telinga       : tidak  ada kelainan.
f.     Hidung       : tidak ada sekret, tidak ada polip, terpasang 02 nasal kanul  
                    3lt/menit
g.     Mulut         : bibir kering, mukosa mulut kering, lidah bersih.
h.     Gigi            : pasien tidak menggunakan ggi palsu, ada gigi karies.
i.      Lidah          : tidak ada masalah.
j.      Leher         :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran vena jugularis 3,4cm
k.     Dada          : bentuk dada simetris, suara nafas ada ronchi, di paru kanan kiri, pasien batuk lendir bercampur darah, dada nyeri menjalar ke leher
l.      kardiovaskular: keluhan dada terasa tidak enak, terlihat adanya ictus cordis, Capillary reffil > 3 detik, akral dingin, Pulsasi perifer melemah, auskultasi bunyi jantung di ICS 2 kanan dan kiri, ICS 3 kiri dan ICS 5 midklavikula kiri,  tidak ada bunyi tambahan pada jantung bunyi jantung tunggal, S1 Lup dan S2 Dup,
m.    Abdomen    : teraba supel, tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran abdomen, terdengar tympani pada semua kuadran di abdomen, bising usus terdengar di 4 kuadran 20 x/mnt tak ada nyeri tekan.
n.     Integument : akral teraba dingin, tidak ada luka tekan, braden score: 23
Faktor resiko
Persepsi sensori
Kelembapan
Aktivitas
Mobilitas
Nutrisi
Gesekan
Total Score
Score
4
4
3
4
4
4
23

o.     Ektremitas : tidak ada parese, tidak ada keluhan.
p.     Genetalia : tidak ada kelainan.
q.     Sistem integument : akral teraba dingin, turgor kulit elastis, mukosa bibir kering, tidak ada edema
r.     Sistem persarafan : tidak ada kelainan
s.     Sistem perkemihan : oligouria  warna kuning pekat, tidak ditemukan massa, ataupun nyeri pada area perkemihan, tidak ada keluhan nyeri saat berkemih.

4. Kenyamanan
a.  Nilai Nyeri/Pain score: Numeric skala 4 (saat aktivitas)
http://f.tqn.com/y/pain/1/S/N/-/-/-/wong_baker_faces.gif
N: awal gejala timbul saat saya beraktivitas
O: Gejala muncul saat saya beraktivitas
P: nyeri muncul secara tiba tiba, dan ketika saya duduk nyeri berkurang
Q: Nyeri seperti tertimpa benda tumpul
R: Nyeri di dada sebelah kiri, menjalar ke punggung &leher
S: Skala nyeri  wong bacer face aktivitas: 4, istiraht 2
T: lama nyeri ±1jam
U: Saya dan keluarga mengetahui penyebab nyeri yang saya rasakan, karena penyakit jantung
V: saya harap nyeri saya berkurang, karena nyeri menganggu aktivitas 
     saya bekerja

b. Aktivitas dan Istirahat
1) Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari dengan kemampuan ketergantungan ringan, jika melakukan aktivitas sering merasa sesak
2) Berjalan: Tidak ada kesulitan
3) Kebutuhan terhadap bantuan: Bantu Sebagian
4) Ekstremitas Atas/bawah: Tidak ada kesulitan
5) Pola istirahat sehari-haari Di rumah: ±6-7 jam per hari istirahat, Saat 
MRS: ±4-5 jam per hari, dan sering terbangun pada malam hari. Pasien memakai bantal lebih dari 1
6) mengatasi masalah tidur:  Tidak
c. Nutrisi
1) Intake nutrisi lewat: Di rumah: makanan tidak terkontrol, minum tidak terkontrol, makan goreng gorengan, makanan yang bersantan, mimum sehari ±1,5L per hari, sehari makan 3x
Saat MRS: makanan Oral, makanan diet jantung, makan tidak habis, pembatasan minum ±600L/hari
d. Eliminasi : Saat dirumah BAB:  Normal 1x/hari  BAK: Oligouria
           Saat MRS: BAB: Normal 1x/hari  BAK: Oligouria
e. Kebutuhan Komunikasi/Pendidikan dan pengajaran
1) Bicara: Normal
2) Bahasa sehari-hari: Daerah menggunakan Bhs Indonesia
3) Perlu Penerjemah: Tidak
4) Hambatan belajar: Cemas
5) Cara belajar yang disukai: Diskusi
6) Potensi Kebutuhan pembelajaran: Proses penyakit dan Nutrisi
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium
Nama
Hasil tgl 21-3-2015
Hasil tgl 24-3-2015
Nilai normal
Hb
13.70g/dl
14.40
13.20-17.30
Hematocrit
41.50%
41.80
40.00-52.00
RBC
4.45 10ˆ6/uL
4.62
4.40-5.90 10ˆ6/uL
WBC
20.31 10ˆ3/uL
8.42
3.8-10.6 10ˆ3/uL
SGOT
247
95
5-34
SGPT
124
147
0-35
UREUM
59.6 mg/dl
110
< 71,00 mg/dl
CREATININ
2.99 mg/dl
3.56
0,7-1,3 mg/dl  
eGFR
23.7 ml/mnt 1.73 mˆ2
19.3
>=60Normal Fungsi ginjal
CK
1707 U/L
-
38-104
CKMB
57.4 U/L
-
7-25
TROPONIN-T
473.0 Pg/ml
-
0.00-14.00
Natrium
135
133
137-145mmol/L

b. Hasil Echochardiografi 24-3-2015
Iskemik cardiomiopati,
disfungi LV.
EF 31%
LVSEC +
AR mild. MR moderate TR moderate tidak volume overload
c. Hasil Foto Torak 21 maret 2015
Kedua sinus costoprenicus dan diafragma normal
Cor: CTR75%
Kedua hilus: kasar
Pulmo: corakan broncho vasikuler meningkat kearah cranial, tampak infiltrate pada suprahiler dan pada hiller bilateral, dextroxsoliosis vert toracalis
Kesan: cardiomegali suspect efusi pericard dd/cardiomiopati, edema paru
d. Pengobatan:
Valsartan 40mg 1x perhari (PO)
Simar c 2mg 1x perhari (PO)
OMZ  40mg 2x per hari(IV)
Dopamin 5mcg (IV drip)
Codein 10mg 2x per hari (PO)
Lasix 20mg 2x per hari(IV)
Donperidon 10mg 3x per hari(PO)
Furosemid 40mg 1x per hari(PO)
Lovenox 0,4 2x per hari(SC)
BAB 4
PEMBAHASAN
A.      Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data subjektif dan data objektif. Pada pengkajian antara teori dan kasus ditemukan beberapa kesenjangan. Pengkajian pada kasus ini, penulis menggunakan studi kasus dan rekam medis dalam pengumpulan data. 
Pada teori disebutkan bahwa pada pemeriksaan fisik terdapat keluhan batuk bercampur darah, adanya kelelahan, insomnia, kurang istirahat ada peningkatan JVP, sakit dada, hilangnya nafsu makan mual, suara paru menurun, basilar rates mengakibatkan cairan pada jaringan paru. Dan pada kasus Tn.  S saat pemeriksaan fisik ditemukan JVP meningkat 3,4 cm, pada saat pasien sesak terkadang ada batuk bercampur darah, ditemukan ronchi pada saat auskultasi, pasien susah tidur karena sesak dan batuk, nafsu makan menurun porsi makan tidak dihabiskan pasien merasa mual. Jadi, secara umum pengkajian yang dilakukan pada teori sama dengan pengkajian pada kasus, hanya saja tidak semua data fokus teori ditemukan pada kasus.

B. Diagnosa keperawatan
                    Dalam kasus ini ditemukan 6 diagnosa keperawatan, dalam kasus ini penulis hanya mengangkat 5 diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan pada teori adalah penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompakan jumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh, Volume cairan berlebih berhubungan dengan menurunya curah jantung dan retensi natrium dan air ditandai dengan oliguria, edema, peningkat, Intoleransia aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai kebutuhan oksgen ditandai dengan kelemahan, kelelahan, perubahan tanda tanda vital, Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolus, Cemas Berhubungan dengan krisis situasional ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya pengajaran.
                    Pada Tn. S ditegakkan 5 diagnosa yang sesuai dengan teori yaitu Nyeri berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan menurun, Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompakan jumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh, Volume cairan berlebih berhubungan dengan menurunyya curah jantung dan retensi natrium dan air ditandai dengan oliguria, edema, Intoleransia aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai kebutuhan oksgen ditandai dengan kelemahan, kelelahan, perubahan tanda tanda vital, dan Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya pengajaran.
                    Pada kasus Tn. S ini kami mengangkat diagnose keperawatan nyeri dada karena pasien mengeluh nyeri dada berhubungan dengan suplai oksigen ke jaringan menurun dilihat dari hasil thorax menunjukkan adanya iskemik pada miokard dan kami tidak mengangkat diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolus ditandai dengan sesak napas dan, cemas berhubungan dengan krisis situasional ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, karena tidak ditemukan pengkajian dan data penunjang kearah diagnosa tersebut, tidak ada keringat dingin,sesak berat RR lebih dari 24x/menit, nilai AGD tidak dilakukan,  dan pengkajian tidak ditemukan kecemasan pada pasien.
 C. Intervensi Keperawatan
     Penulis membuat perencanaan tindakan keperawatan mengacu pada intervensi yang ada pada teori namun ada sedikit modifikasi yang ditambahkan dan disesuaikan dengan keadaan pasien yaitu yang didapat dari data objektif pasien  untuk mengatasi masalah pasien
D. Implementasi keperawatan
      Penulis tidak sepenuhnya dapat melakukan intervensi dan dilakukan berurutan, hal ini disesuaikan dengan keadaan pasien serta kebutuhan pasien dan kondisi dilapangan. Penulis melakukan implementasi Implementasi disesuaikan dengan rencana keperawatan berdasarkan masalah keperawatan pasien. Adapun implementasi yang diberikan untuk mengatasi penurunan curah jantung adalah mengobservasi tensi dalam batas normal, nyeri dada berkurang, CRT kembali dalam 2-3 detik nadi dalam batas normal 80-100x/menit. Dan untuk mengatasi masalah keperawatan volume cairan berlebih pantau balance cairan, dan mengobservasi hasil laboratorium seperti BUN, ureum kreatinin, untuk mengatasi masalah intoleransia aktivitas istirahat pasien, kondisikan lingkungan nyaman dan tenang, kurangi aktivitas berlebihan pada pasien, Adapun untuk diagnosa kurang pengetahuan tentang proses penyakit perawat melakukan implementasi keoada keluarga dan pasien tentang proses penyakitnya dan tanda gejala.
E. Evaluasi
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
         Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan. Keadaan Patofisologis adanya kelainan fungsi jantung yang dapat mengakibatkan jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ke jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (kasron, 2012).
        Penyebabnya gagal jantung sebagai berikut disfungsi miokard, beban tekanan berlebih sistolik, beban volume berlebihan pada diastoli, peningakatan kebutuhan metabolik yang berlebih (demand overload), gangguan pengisian (hambatan input), kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sitemik/pulmonal, peradangan dan penyakit miokardium, Penyakit jantung, faktor sistemik (Bararah & Taqiyyah, 2012). Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung meliputi kedaan-keadaan seperti dibawah ini preload, kontraktilitas, afterload.
B. Saran
1.       Saran untuk perawat :
a.     Perawat diaharapkan dapat mengetahui dan memberikan asuhan keperawatan pasien pasien dengan gagal jantung kongestif secara komprehensif.
b.     Perawat mampu mengenali gejala dini dari CHF sehingga perawat mampu memberikan ASKEP pada CHF dengan cepat dan tepat.
c.     Perawat mampu melakukan pendokumentasian pada pasien CHF dengan baik dan benar.
d.     Perawat mempunyai keterampilan dan pengetahuan  yang luas.
2.     Saran untuk institusi :
a.     Diharapkan diadakan pelatihan bagi perawat untuk kardiovaskular.
b.     Dapat menyediakan buku-buku dan journal yang terbaru agar pengetahuan perawat semakin luas.

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reny Yuli. 2015.  Asuhan keperawatan klien dengan gangguan
kardiovaskuler, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Bararah, Taqiyyah. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengakap menjadi
perawat profesional
Kasron. 2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuker, Yogyakarta: Nuha
Medika
Linda D Urden, Kathleen. 2014. Critical Care Nursing: Diagnosis and
Management, Louis Missori
Sonny Nardin, Foberto Kaplow, 2010. Cardiac Surgery Essentials for critical
nursing, United Kingdom: Jones and Mart fett


Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi manusia baik pria maupun wanita memiliki struktur organ internal dan eksternalnya masing- masing. Setiap organ dalam sist...