Friday, September 28, 2012

Cairan Kristaloid dan Koloid


Dalam tubuh kita mengenal istilah Total Body Water (TBW) atau berat total seluruh 
cairan dalam tubuh kita. berat cairan dalam tubuh kita berkisar 60% dari berat badan kita. 
Hal ini menunjukan komponen terbesar dalam tubuh kita adalah air, bukan otot. 
Semakin kurus seseorang, nilai TBW akan semakin tinggi. Namun, bila orangnya gemuk, TBW akan semakin rendah. Hal ini disebabkan orang gemuk berisi lebih banyak lemak, sehingga TBWnya lebih rendah.  Itu mengapa kebanyakan orang gemuk akan lebih 
mudah haus dan mengalami dehidrasi.

60% air dalam tubuh kita, terbagi dalam 3 komponen utama. cairan intraselular, cairan interstisium, dan cairan plasma, dengan komponen terbanyaknya yakni cairan intraselular.
Untuk memudahkan cairan plasma dan interstisium dipisahkan oleh membran kapiler. sedangkan cairan interstisium dan intrasel dipisahkan oleh membran sel. 

Walaupun punya memiliki kompartemen masing-masing, namun komposisi diantara ketiganya bisa berubah karena pengaruh lain, sebagi contoh pasien yang diberikan
terapi cairan secara berlebihan dapat terkena edema paru di cairan ekstraselulernya. 

Hal ini akan dijelaskan di bawah.

Setelah berbicara mengenai pembagian cairan dalam tubuh kita, sekarang kita akan membahas mengenai KOMPOSISI CAIRAN

  • Cairan Plasma. Cairan plasma mengandung Kation Na  & K dimana jumlah ion Na lebih banyak daripada K, sedangkan untuk anionnya adalah Cl. (transport pasif)
  • Cairan Interstisium. Mirip dengan plasma kok. (transport pasif)
  • Cairan Intrasel. Pada cairan ini jumlahnya terbalik, K lebih banyak daripada Na (transport aktif)
Keseimbangan cairan dalam tubuh digambarkan sebagi berikut:
Misalnya dalam kondisi normal, tekanan hidrostatik di INTRAVASKULER = 40 mmHg sedangkan di INTERSTISIUM = 30 mmHg. Hal ini berarti terdapat driving force sebesar 10 mmHg yang akan mendorong cairan dari intravaskular keluar menuju interstisium.
Namun bila kita masih melakukan rehidrasi pada pasien dengan kondisi normal 
seperti ini, misalnya kita beri IV line Ringer Laktat 1000 ml dalam 30 menit maka akan meningkatkan volume cairan intravaskular (tadinya 40, jadi 70 misalnya). 
Namun tekanan di interstisium tetap 30, sebab volumenya tidak bertambah. 
Sekarang driving forcenya meningkat, yang tadinya cuma 10 menjadi 40, 
sehingga cairan intravas keluar lebih banyak lagi ke interstisium dan terjadilah 
penumpukan cairan di interstisium. Hal inilah yang menjelaskan kenapa bisa 
terjadi edema paru pada pasien tertentu.

TEKANAN ONKOTIK, 
dipengaruhi oleh molekul besar, seperti albumin. Tekanan onkotik berfungsi untuk mempertahankan cairan agar tetap berada di kompartemenya, 
sehingga saat tekanan onkotik meningkat, akan menarik cairan untuk masuk. 
Hal ini terlihat pada penambahan misalnya pada penambahan koloid/albumin 
yang akan menyebabkan cairan intravaskular meningkat karena albumin ini akan meningkatkan tekanan onkotik sehingga menarik cairan di kompartemen 
sebelahnya (dalam hal ini interstisium). 

RESUSITASI CAIRAN.
Terapi cairan terdiri dari 2 fungsi, yaitu resusitasi (mengembalikan) dan maintenance (mempertahankan). Resusitasi berarti memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat dengan tujuan merestorasi cairan. Jenis cairan yang dapat digunakan
koloid atau kristaloid . Cairan koloid dan kristaloid mengandung elektrolit yang 
sesuai dnegan osmolalitas plasma, sehingga dapat diberikan dalam waktu 
cepat dengan jumlah yang banyak.

Resusitasi dilakukan, Pada percobaan bunuh diri dengan memotong arteri radialis yang kemudian menyebabkan perdarahan hebat, pada pasien2 diare, kolera, dan pada pasien dengan regurgitasi hebat. dimana pada kondisi yang disebutkan terjadi kehilangan cairan yang banyak.
Contoh cairan koloid: hidroksi, gelatin, albumin 5%, hesteril
Contoh cairan kristaloid: RL, Ringer asetat, Normal Saline atau NaCl 0,9%.

MAINTENANCE
Fungsi maintenance ini mirip dengan fungsi untuk mempertahankan homeostasis. 
Misalnya dengan menggunakan elektrolit komposisi lengkap (Na, Cl, K, Mg, Zn), 
atau cairan bernutrisi seperti dextrose, xylitol, asam amino, lipid dll. 
Contoh cairan yang digunakan adalah KNMY, KNIB, KN 3A,triofulsin dll.

Ciran Infus

Sederhananya, untuk membedakan cairan 
untuk resusitasi dan untuk maintenance kita bisa melihat komposisi cairan itu. Bila mengandung glukosa, protein, dan lipidnya berarti digunakan 
untuk MAINTENANCE, sedangkan bila berisi albumin, NaCl, berarti untuk RESUSITASI. 
Pada aplikasinya bila ada pasien shock, kita 
lakukan dahulu resusitasi cairan (misalnya dengan RL). Bila pasien sudah dalam kondisi stabil, kita segera mengganti cairan RL dengan cairan untuk maintenance seperti triofulsin. Bila pasien tiba-tiba shock lagi, kita dapat mengganti lagi dengan RL.

KRISTALOID
Untuk memberikan cairan ini kita harus memperhatikan osmolalitas. Kelebihan dari cairan kristaloid adalah tidak ada efek samping. Mudah dieliminasi tubuh dan murah.
DEXTROSE 5%
Dextrose 5% adalah cairan yang tidak mempunyai elektrolit, Na nya 0, Cl nya juga 0, oleh karena itu cairna ini tidak boleh dipergunakan untuk resusitasi, karena justru dapat menyebabkan swelling. Namun cairan ini dapat digunakan untuk maintenance.
KOLOID

Cairan koloid mengandung berat molekul yang tinggi sehingga dapat bertahan lebih lama di intravaskular (albumin 5% dapat bertahan 24 jam). Cairan jenis ini dapat mempertahankan volume intravaskular lebih lama dibandingkan cairan kristaloid. .
Intinya semakin tinggi BM semakin lama di intravaskular. Namun tidak berarti kita lantas memberikan cairan yang tinggi BM sebab efek samping dari BM yang tinggi dapat berupa renal failure atau perdarahan tiba-tiba.

Don't forget 2 PRAY



Saat - saat indah bersama Tuhan,,, ^_^

Monday, September 17, 2012

kembali ke dalam pangkuan Bunda Gereja katolik

Dia memang musti kembali ke dalam pangkuan Bunda Gereja katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Satu2nya Gereja yang dibangun oleh Kristus Yesus sendiri. Mengapa?
Karena fakta sejarah bahwa:

1) Mayoritas denominasi Protestant menolak mendoakan para arwah. Para pendiri Protestanisme membuang 7 Kitab Suci pada tahun 1500-an. Simply karena kitab2 biblis yang dikanon Gereja katolik sejak abad ketiga ini TIDAK MENDUKUNG doktrin-doktrin Protestanisme.

2) Kitab Suci Katolik memiliki 46 kitab Perjanjian Lama sementara Protestant punya 39 kitab, kita menyebut ketujuh kitab ini sebagai Deuterokanonika (kanon kedua) dan Kitab Suci Katolik mengandung SEMUA Kitab yang secara tradisional telah diterima oleh umat Kristiani sejak masa Yesus.

Sebagai misal, 2 Makabe mendukung doa bagi orang-orang yang sudah meninggal yang DITOLAK oleh kebanyakan orang Protestant. Selain menolak [juga] Kitab Kebijaksanan yang mengandung nubuat tentang kematian Kristus ( keb 1:16, 2:12-14) dan mengajarkan doktrin SOLA FIDE (Hanya Iman) yang bertentangan dengan Surat Yakobus (12:14-18) yang kita baca dan dengarkan dari Misa hari Minggu, 16 Sept kemarin di bawah ini:

Yak 2:14 
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Yak 2:15 

Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,

Yak 2:16 
dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?

Yak 2:17 
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Yak 2:18 
Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."

Fratres,
Yesus memang mengajarkan, utk taat kpd hirarki (Luk 10:16).

Di samping menolak ajaran para rasul tentang Sola Fide, Protestant, jua menolak perintah Yesus sendiri untuk menerima Roti sebagai TubuhNya sendiri. 

Gereja Ortodoks, menolak mengikuti perintah Yesus yang mengangkat Petrus sebagai gembala atas domba-dombaNya (Yoh 21:15-1

Di jaman para rasul pun terjadi skisma dan bidah (1Kor 13; 2Tes 3:6). Dan hal ini kan terus terjadi sepanjang segala abad sampai kiamat.

Namun apakah karena skisma dan bidah kemudian Gereja tiba-tiba menjadi dua, tiga atau setengah, seperempat? 

Sama sekali tidak.

Yoh 15:1-6 
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. 
2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. 
3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. 
4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 
5 Akulah Pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 
6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Mereka yang tidak berada dalam Pokok anggur sejati, ie. Kristus, akan mati dan dimasukkan ke Neraka. 
Kristus pun hanya mempunyai satu tubuh (Ef 5:23,30; Kol 1:18,24). 

Gereja hanya ada satu. 

Mereka yang tidak berada bersama Gereja = tidak bersama Kristus. Tentunya Gereja yang dimaksud di sini adalah Gereja yang didirikan Yesus di atas Petrus dimana kuasanya sampai sekarang masih dilaksanakan melalui para penerusnya, yaitu para Paus Roma.

Bagi mereka yang mengeraskan hatinya, biarlah kelak Yesus sendiri yang menghakimi saat IA berseru:
"Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." (Luk 10:16)

"Qui habet aures audiendi audiat "--"Barang siapa yang bertelinga, hendaklah dia mendengar."

Saturday, September 15, 2012

Kata-kata Galau masa kini,,


Kata-kata Galau masa kini,,
dari:gusfy
"Engkau selalu ada di saat aku sedih
Engkau memberi semangat untuk bangkit
Engkau bisa membuat ku tertawa

Andai dapat ku ulang kembali
Ku ingin teriakkan kata cinta pada mu
Ku ingin katakan pada mu……….
Bahwa aku masih mencintai mu……
Aku rindu padamu………………….
kini akan aku coba untuk ikhlas..."

>ahaiii degh<
ahahahahha

Friday, September 7, 2012

Askep Pada Pasien Ileus Obstruktif


ILEUS OBSTRUKTIF

A.    KONSEP DASAR
Pengertian
Kerusakan parsial atau komplet aliran ke arah depan dari isi usus disebut obstruksi usus. Kebanyakan obstruksi usus terjadi di usus halus khususnya ileum, karena termasuk segmen paling sempit.
( Monica Ester )
Etiologi
Ileus obstruktif yaitu terganggunya intestinal secara fisik dikarenakan keadaan-keadaan seperti:
·         Perlengketan
·         Hernia
·         Neoplasma
·         Penyakit peradangan usus
·         Benda asing dan batu empedu
·         Fecal impaction
·         Stricture : congenital dan radiasi
·         Intusepsi (biasa pada bayi dan balita)
·         Volvulus ( biasa pada manula )
( Hotma Romahorbo )

 Faktor Resiko
Permasalahan ini tergantung pada bagian mana yang tersumbat . Bila obstruksi terjadi pada bagian atas usus kecil maka akan mengakibatkan kehilangan Gastric Hydrocloride yang kelak akan menjadi Metabolic alkalosis. Kemudian bila obstruksi terjadi pada bagian bawah duodenum bagian atas usus besar , maka akan mengalami gangguan keseimbangan asam lambung. Namun bila obstruksi ini terjadi pada bagian bawah usus kecil, maka akan kehilangan cairan alkaline yang kelak akan menyebabkan Metabolic asidosis.( Suzzane, smelzer )
Komplikasi
·         Hypovolemia berat akibat dari insufiensi ginjal.
·         Peritonitis tanpa atau dengan perforasi akibat berkembangbiaknya bakteri, peredaran darah disekitar itu akan terganggu , terhenti, necrose perforasi.
·         Sepsishcol akibat endotoxin dari bakteri sehingga endotoxin masuk ke peredaran darah sistemik dan limpatik.
·         Anemia berat karena kehilangan darah di daerah intestinal dan peritoneum.
( Hotma Romahorbo )

Patofisiologi
Pada saat intestinal tidak mampu mengabsorpsi dan mendorong isi ke bagian bawah saluran cerna, maka pada daerah tersebut akan mengalami distensi. Pada keadaan demikian, maka intestinal berupaya mendorong isi ke bagian bawah sehingga terjadi peristaltik usus yang berlebihan. Kemudian oleh karena peristaltik usus yang berlebihan tersebut maka akan merangsang sekresi intestinal yang berlebihan sehingga terjadilah distensi.Hal ini akan menyebabkan oedema pada daerah bowel dengan meningkatnya permeabilitas kapiler, lalu plasma masuk ke dalam cavum peritoneal sehingga cairan terjebak dalam lumen intestinal akhirnya terjadi penurunan absorpsi cairan elektrolit di dalam vaskuler(Hotma Romarhobo )

Tanda dan Gejala
Tanda yang khas terjadi pada pasien adalah ketidakseimbangan elektrolit dan penurunan volume darah. Pada saat kondisi demikian maka potensial terjadi Shock Hypovolemic sangat besar mulai dari tingkat ringan sampai berat.(Suzzane, smeltzer )


B.ASKEP
Pengkajian
a.      Riwayat
ü  Faktor-faktor yang mungkin terjadi obstruksi
ü  Penggunaan obat yang lalu dan sekarang masih digunakan (serta kaji waktu, diagnosa, pengobatan).
ü  Cari informasi yang spesifik tentang : operasi obdamen,terapis radiasi,penyakit chorn, ulserative colitis, diverticullitis, batu empedu, hernia, dan tumor).
ü  Kebiasaan dietary, hal ini untuk mengkaji keaadan yang terjadi akhir-akhir ini seperti mual, muntah, dan pola BB
ü  Kaji kesehatan keluarga tentang riwayat kanker kolorektal, keadaan darah dalam feses, atau terjadinya perubahan pola BAB.
b.      Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik ini dilakukan pada saat pasien dalam keadaan tenang,sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat. Adapun metode yang akan digunakan adalah inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi; dilakukan secara berurutan dan sistematis (head to toe). Namun, selain pengkajian fisik secara umum, terdapat pula pengkajian fisik yang bersifat focusing atau daa focus, antara lain :
            Inspeksi
1)        Pada abdomen akan terlihat : tegang, kulit mengkilap, dan bila semakin distensi maka umbilikal akan tampak muncul.
2)      Nousea – vomiting :
ü  Konsistensi, tergantung pada lokasi terjadinya obstruksi :
v  Ileum bagian atas ; keadaan muntah menyemprot dan bersi makan yang telah dicerana, tetapi bila lambung kosong hanya cairan, mukus, dan air yang keluar.
v  Ileum bagian bawah : tidak ada muntah. Dalam keadaan demikian katup Ileucecal mencoba untuk mencegah terjadinya regurgitasi.
ü  Warna dan bau menyengat ke rena hasil pembusukan bakteri di bagian proxima atau karena terkontaminasi dengan fecal.
ü  Nafas berbau busuk akibat pembusukan oleh bakteri.
ü  Obstruksi pada obstruksi total usul kecil.
Palpasi
ü  Bagian atas (proxima) usus kecil ; nyeri tekan dan nyeri lepas.
ü  Bagian tengah dan distal usus kecil : nyeri yang bersifat periodik dan periumbilikal terkadang kram.
ü  Bagian bowel : nyeri perut dan atau kram
Pada keadaan ini ( nyeri dan kram) perlu divaliadasi melalui pertanyaan kapan timbul dan hilangnya , bila saat bagaimana hilang dan timbul, serta perlu pula ditanyakan kualitas nyeri skala PQRST.
Auskultasi
Gelombang peristaltik pada daerah proximal terdengar keras (borbrygmi), bunyi ini biasanya mengawali proses obstruksi. Bila sudah terjadi obstruksi, maka bisisng ususu tidak akan terdengar lagi khususnya pada daerah distal. Pada keadaan ini akan segera terjadi distensi.
Prkeusi
Jari telunjuk (jari tangan) yang biasa digunakan untuk melakukan perkusi pada daerah abdomen. Biasanya akan terdengar suara Dullnes atau suara redup bila terjadi (cairan atau gas).
a.      Pengkajian Psikologis
Perawat perli mengkaji reaksi yang tejadi dari aspek psikologis pasien tentang cemas dan takut. Cemas karena obstruki dan pelaksanaan pemeriksaan dan diagnosa. Sedangkan rasa takut timbul terhadap nyeri, kram, distensi dan muntah.
      Tim kesehatan biasaanya tidak segera mengetahui keadaan demikian. Oleh karena itu, maka perawat harus peka mengetahui hal ini dengan menggunakan [ertanyaan yang dapat mengali perasaan pasien dan dapat dituangkan dalam bentuk verbalis.
b.      Data Penunjang
1)        Laboraturium
Tidak ada test Laboraturim yang dapat dengan tepat mendukung diagnosa obstruksi . Biasanya nilai sel darah putih (WBC) dalam keadan batas normal. Kalau saja terjadinya peninggian hal ini disebabkan oleh keadan lain (infeksi). Namun demikian perawat perlu mengkaji data laboraturium untuk petunjuk indikasi daerah terjadinya obstruksi.
ü  Bagian atas (proximal) usus kecil dapat memperlihatkan  peninggian kadar konsentrasi CO2 di dalam serum dalam keadaan Metabolie alkalosis.
ü  Bagian bawah (distal) usus besar memperlihatkan konsentrasi CO2 dalam serum rendah pada keadaan Metabolie Aeidesis.
2)      Radiographic
ü  Segera melakukan pemerikasaan secara X-ray bagian abdomen : tegak dan melintang
ü  Distensi : terlihat cairan pada daerah small intestine dan gas pada daerah large intesitine.
ü  Perlu diingat, bila dalam pemerikasaan terdapat uadara bebas pad cavum intestine hati-hati terjadinya perforasi.
3)      Lain-lain
ü  Andoscopy (sigmoidescopy atau colonoscopy)
ü  Barium enema study

Rumusan Diagnosa Keperawatan
1)        Perubahan perfusi intestinal sehubungan dengan dampak obstruksi.
2)      Kekurangan volume cairan sehubungan dengan :
ü  Penurunan reabsorsi
ü  Kehilangan sekresi
ü  Muntah
3)      Nyeri sehubungan dengan distensi abdomen dan peristaltik yang meningkat.
4)      Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan :
ü  Perkembangan bakteri berlebihan
ü  Perforasi
5)      Pola nafas yang tidak efektif sehubungan dengan distensi abdomen.
6)      Penurunan nutrisi : kuarang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan muntah.
7)       Penurunan CD sehubungan dengan :
ü  Penurunan volume darah
ü  Terganggunya aliran vena-arteri bowel .
8)      Intoleransi aktivitas sehubungan dengan :
ü  Ketidak seimbangan caiaran elektrolit.
ü  Ketidaknyamanan.

Perencanaan Keperawatan
1.        Kolaborasi untuk pemasangan tube testinal :
a.      Pemasangan Nasointestine Tube (NIT), peerhatikan :
ü  Uabh posisi tiap 2 jam.
ü  Monitoring aliran cairan intestine secara gravitasi
ü  Masukkan udara 10 cc bila aliran tidak lancar (jangan pake air jika tidak ada advice dari dokter)
ü  Lakukan suction dengann hati-hati ; menggunakan suction lumen tunggal
ü  Berikan catatan di tempat tidur dan status pasien tentang penggunaan mercury
b.      Pemasangan Nasogasstric Tube (NGT), perhatikan
ü  Monitor pasien setiap 4 jam , kemudian kaji tentang keadaan posisi NGT, pengeluaran cairan gasstrik, serta integritas kulit di sekitar penekanan NGT.
ü  Dengar peristaltik usus pada saat tidak dilakuakan suction
Puasakan pasien
2.      Kolaborasi pemberian cairan dan nutrisi per perenteral.
ü  Evaluasi jumlah dan jenis platus setiap hari
ü  Kaji keadaan nause, vomiting, distensi abdomen, dan poisiss NGT.
3.      Monitor adanya kemungkian komplikasi
4.      Pertahanka posisi pasien semi fowler
5.      Kolaborasi tindakan pembedahan.
Pembedahan
a.      Pre – operasi
ü  Diskusi rencana ini dengan pasien
ü  Bila masih memungkinkan pasang NIT/NGT
ü  Lakuakan suction dengan hati-hati
ü  Kaji kemampuan pasien untuk perawatan mandiri
b.      Prosedur operasi
ü  Perlengkapan dilakukan laparatomy
ü  Tumor dilakukan colostomy permanen/ tempere
ü  Fecal empection dilakukan embolectomy
ü  Ganggraen dilakukan pengangkatan sebagian
c.      Post – operasi
ü  Pasangan NGT sampai timbul peristaltik yang efektif
ü  Berikan pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip perawatan luka secara umum dan mencegah agar tidak kembali tejadi (bila fecal impaction) un tuk di rumah sakit maupun di rumah kembali pulang.

DX.2
Intervensi  keperawatan yang dapat diberikan :
ü  Pemberian cairan elektrolit dengan potasium per IV.
ü  Pemberian darah bila diperlukan
ü  Monitor TPRS, intake – out cairan , turgor kulit, dan oedema.
ü  Bantu pasien dalam pemenhan nitrisi, serta jelaskan jenis diet yang perlu dikonsumsi.
ü  Bersihkan daerah mulut dan mukosa agar tetap lembab dan bersih.
ü  Tidak memberikan glicerine dan kembang es untuk melembabkan bibr kering.

DX.3
ü  Kaji kualitas dan lokasi nyeri secara kontinue
ü  Lapor segera bila nyeri berubah menjadi kolik yang menetap.
ü  Jelaskan apada pasien dan keluarga agar tidak menggunakan obat anlgetik untuk mengurangi nyeri.
ü  Monitor timbul side effect daripada demetrol ; biasanya timbul mual dan muntah.
ü  Pertahanakan poisisin pasien dengan semi fowler dan kaji kaji Kemungkinan terjadinya sesak akibat distensi.
ü  Bersihkan sekresi yang terdapat di sekitar lubang hidung (bila terpasang NGT – NIT) & beri pelu  ( Hotma Romarhobo )


Evaluasi
      Bagi seluruh pasien yang akan kembali ke rumah sebaiknya dipersiapkan dengan baik melalui pendidikan kesehatn , antara lain :
1.        Perawatan di rumah tergantung pada penyebab obstruksi dan tipe pengobatan yang diberikan selama di rumah sakit.
Non – pembedahan
Perawatan perlu mengkaji kemampuan pasien untuk perawatan mandiri di rumah, dan mengubah cara hidup yang baik bila terjadi fecal impaction.
Pembedahan
Kaji kemampuan pasien untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya,bila terpasang colostomy permanen maka pasien diharapkan dapat menolong dirinya sendiri dengan bantuan minimal dariorang lain.
2.      Pemberian Pendidikan kesehatan
ü  Ingatkan pasien untuk segera datang ke rumah sakit bila terdapat nyeri abdomen, distensi, nausea, vomiting, konstipasi, atau fecal impaction (manula) agar dapat pertolonagn segera. Serta pasien dan keluarga perlu mengubah cara hidup yang benar untuk mencegah terjadinya obstruksi ulang.
ü  Jelaskan untuk mengkonsumsi mkan tinggi serat , rendah lemak, olah raga yang teratur, serta minum air yang cukup jika tidak ada kontra indikasi.
ü   Biasanya doktermemberikan resep Laxative agar tetap mempertahankan  pola eliminasi yang teratur
ü  Ajarkan pasien dan keluarga tentang prinsip – prinsip perawatan  luka, penggunan obat dan melakukan aktifitas yang sesuai.

1.        Prinsip Psikososial
Tergantung pada faktor penyebab dan pengobatan yang diberikan di rumah sakit, sehingga kecemasaan dan rasa takut akan berkurang di masa mendatang .
Sumber – sumber / tempat kesehatan kegunaan untuk follow-up, ini pun tergantung pada sebab dan tipe tindakan yang diberikan di rumah sakit. Bila penyebabnya fecal impaction maka perawatan di rumah cukup dengan memanggil tim kesehatan yang terdekat. Tetapi bila pasien dengan polostomy permanen maka sebaiknya pasien meminta agar ada perawat yang home visite. ( Hotma Romarhobo )


DAFTAR PUSTAKA
Smelter, Suzzane c. (2001) Buku ajar Keperawatan Medical Bedah- Brunner & Suddart. Alih bahasa : Agung Waluyo.Edisi:8 .Jakarta.EGC
Monica, Ester .(2001) Keperawatan Medical Bedah. Jakarta : EGC.
Hotma homarhobo, 1997. Guru dan Dosen Lingkungan Pendidikan .Bandung
Doenges, Marlyn. dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta Ramali,
Ahmad. 2005. Kamus Kedokteran. Djambatan : Jakarta
Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan. EGC : Jakarta


Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi manusia baik pria maupun wanita memiliki struktur organ internal dan eksternalnya masing- masing. Setiap organ dalam sist...