Monday, May 31, 2010

Makalah Mioma Uteri

 Kelompok 5 (Sebastiana. Umi Kulsum. Anggun Karya. M Rafi. Bagus Adi. Sispa Tauriska. Doni Putra. Fyska Nurul )

PEMBAHASAN 
I.       Pengertian
§       Tumor adalah pembengkakan atau tonjolan yang tidak normal
§      Kanker adalah penyakit / massa sebagai hasil pertumbuhan yang abnormal dari sel yang autonomyang memperbanyak diri walaupun rangsangan penyebabnya telah hilang.
§     Mioma uteri adalah tumor jinak rahim disertai jaringan ikatnya sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak dan otot rahimnya dominan.
§  Mioma uteri neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan sering disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroid (Arif Mansjoer,2000)
II.    Perbedaan Tumor dan Kanker
No
Keterangan
Tumor
Kanker
1.
Differensiasi dan anaplasia
Sel tumor jinak mirip dengan sel noemal, walaupun ada tanda anaplasia (tidak differensiasi)
Tidak sama dengan sel normal dan mengalami diferensiasi
2.
Kecepatan pertumbuhan
Lebih lambat dan tidak ada nekrosis iskemik dibagian sentral.
Cepat dan terpadat nekrosia iskemik dibagian sentral.
3.
Invasi lokal
-    Tumbuh



-    Sel tumor
-    Pembedahan


-      Massa padat ekspansif sehingga membentuk jaringan ikat padat sekitarnya (simpai)
-      Menembus simpai
-      Enukleasi (pembedahan simpai dan jaringan ikat)


-          Infiltrat dan invasif, menghancurkan jaringan ikat sekitarnya.
-          Tidak mempunyai simpai lagi.
-          Operasi pengangkatan sampai jaringan yang sehat.
4.
Metastase penyebaran
-      Limfogen dan hematogen

-          Grading  (derajat)
-          Staging (stadium)
                                                                   
III. Etiologi
Belum diketahui tetapi diduga dari sel-sel otot yang belum matang . Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara dan faktor keturunan

IV.  Faktor Resiko
§         Keturunan
§         Nulipara
§         Usia
§         Masa reprodukasi
§         Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan :
Ø      Subfertil (agak mandul) sampai fertil (mandul) , kadang-kadang punya anak satu.
Ø      Sering terjadi abortus.
Ø      Terjadi kelainan letak janin dalam rahim.
Ø      Distosia tumor yang menghalangi jalan lahir.
§         Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma uteri :
Ø      Cepat bertambah besar .
Ø      Degenerasi merah dan karnosa
Ø      Mioma subserosum
V.     Manifestasi Klinik
1.      Perdarahan tidak normal
Ø      Hiperamenorea perdarahan banyak saat menstruasi.
Ø      Meluasnya permukaan endometrium dalam proses maturasi.
Ø      Gangguan kontraksi otot rahim
Ø      Perdarahan berkepanjangan.
2.      Penekanan rahim yang membesar karena pembesaran mioma uteri
Ø      Terasa berat dibagian abdomen bagian bawah.
Ø      Sukar mikasi dan defekasi .
Ø      Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf.
3.      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan akibat mioma uteri.
Ø      Kehamilan dapat mengalami keguguran
Ø      Persalinan prematuritas
Ø      Gangguan saat proses persalinan
Ø      Tertutupnya tuba pallopii menimbulkan fertilitas.
Ø      Kala ke-3 terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan.
VI.  Pemeriksaan Diagnostik 
    ·        Palpasi abdomen
·        Pemeriksaan Bimanuil
·        USG abdominal dan transvaginal
·        Laparoskopi.
VII.     Komplikasi
§         Degenerasi ganas
§         Torsi yang menimbulkan nekrosis , sindroma abdomen akut.
VIII.  Pentalaksanaan
§         Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan,tidak diberikan terapi, hanya diobservasi tiap 3-6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan lisut setelah menopause.
§         Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu.
§         Miomektomi dengan atau tanpa histerektomi bila besar uterus melebihi seperti kehamilan 12-14 minggu.
§         Radioterapi
§         Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 bulan.
IX.  Pengkajian
§         Riwayat kesehatan , pemeriksaan kesehatan dan pelvis.
§         Pemeriksaan laboratorium
§         Respon psikososial pasien untuk menjalani histerektomi
§         Ansietas berhubungan dengan adanya kanker dan kematian akibat penyakit yang diderita.
X.     Diagnosa Keperawatan
  1. Nyeri berhubungan dengan intervensi pembedahan.
  2. Perubahan pola eliminasi ; BAK berhubungan dengan proses penyakit atau intervensi pembedahan yang memperberat retensi.
  3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan respon kulit normal terhadap radiasi.
XI.  Intervensi dan Rasionalisasi
1.      Nyeri berhubungan dengan intervensi pembedahan
§         Kriteria Hasil : Nyeri tidak ada atau terkontrol
§         KIK : Pemberian analgesik yaitu Penggunaan agen farmakologi untuk menurunkan atau menghilangkan nyeri
No
Intervensi
Rasionalisasi
1.



2.


3.
4.

5.
Tentukan letak nyeri, karakteristik, kualitas dan beratnya sebelum klien mendapat pengobatan

Cek pesanan medis terhadap obat , dosis dan frekuensi pemberian analgesik.
Cek riwayat alergi obat
Bantu relaksasi untuk memfasilitasi respon terhadap analgesik.
Beritahu pasien dan keluarga tentang kebutuhan terhadap obat dan kemungkinan efek samping.
Memberikan data tentang nyeri yang dialami klien sehingga dapat dilakukan tindakan segera.

Mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.

Memberikan informasi .
Meningkatkan respon terbaik pada pemberian obat.
Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien tentang terapi obat yang diberikan.

2.      Perubahan pola eliminasi ; BAK berhubungan dengan proses penyakit atau intervensi pembedahan yang memperberat retensi.
§         Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan pemahaman dan penatalaksanaan urin reguler.
§         KIK : Penatalaksanaan urin yaitu pemeliharaan pola eliminasi urin yang optimal.
No
Intervensi
Rasionalisasi
1.



2.




3.


4.


5.
Pantau eliminasi urine meliputi frekuensi, konsistensi , bau, volume dan warna.

Pantau tanda dan gejala retensi urine yang meliputi tidak ada berkemih dan adanya distensi abdomen bawah.

Catat waktu eliminasi urine terakhir.

Anjurkan klien untuk minum jumlah air yang yang dianjurkan.

Catat waktu berkemih pertama dan penampilan urine stelah prosedur.
Memberikan informasi dasar tentang keadaan klien.


Mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.



Memberikan data tentang adanya perubahan eliminasi urine pada klien.

Meningkatkan aliran urin adekuat.


Memberikan informasi untuk deteksi dini potensial masalah.
3.      Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan respon kulit normal terhadap radiasi.
§         Kriteria Hasil : Klien mengidentifikasi reaksi kulit yang diperkirakan reaksi pada radiasi lokal dan kulit akan pulih kembali .
§         KIK : Penatalaksanaan terapi radiasi yaitu membantu pasien mengerti dan meminimalkan efek samping pengobatan radiasi.

No
Intervensi
Rasionalisasi
1.


2.


3.



4.


5.


6.

Kaji kulit mengenai integritas warna dan drainase.

Pantau perubahan integritas kulit


Bersihkan daerah pengobatan selama radioterapi.


Diskusikan kebutuhan akan perawatan kulit.

Hindari penggunaan pakaian sempit pada daerah yang diobati.

Hindari peregangan kulit pada daerah yang diobati.
Memberikan informasi tentang rencana Asuhan keperawatan.

Mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.

Mencegah peningkatan reaksi kulit , menurunkan kemungkinan terbakar dan atau friksi.

Melindungi kulit tang tidak diradiasi dari trauma atau peningkatan reaksi kulit.

Menurunkan friksi pada daerah penyinaran.

Mencegah trauma mekanik.


Tuesday, May 11, 2010

Merawat Payudara

Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu. Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari Air Susu Ibu (ASI) sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Pada masa hamil terjadi perubahan pada payudara dimana ukuran-ukuran payudara bertambah besar. (Depkes RI, 2005).
 
Payudara mungkin akan sedikit berubah warna sebelum kehamilan, areola (area yang mengelilingi puting susu) biasanya berwarna kemerahan, tetapi akan menjadi coklat dan mungkin akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan masa menyusui. (Curtis. Glade. B, 1999).

  
Tujuan Perawatan Payudara

 
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
 
Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi

 
Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet

 
Untuk menonjolkan puting susu

 
Menjaga bentuk buah dada tetap bagus

 
Untuk mencegah terjadinya penyumbatan

 
Untuk memperbanyak produksi ASI

 
Untuk mengetahui adanya kelainan

 
Pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini mungkin yaitu 1 – 2 hari sesudah bayi dilahirkan. Hal itu dilakukan 2 kali sehari.

 

 

 
Pelaksanaan Perawatan Payudara

 
Persiapan Alat
  • Baby oil secukupnya. 
  • Kapas secukupnya
  • Waslap, 2 buah
  • Handuk bersih, 2 buah
  • Bengkok
  • 2 baskom berisi air (hangat dan dingin)
  • BH yang bersih dan terbuat dari katun
Persiapan Ibu
Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan handuk.
Baju ibu bagian depan dibuka
Pasang handuk

 Pelaksanaan Perawatan Payudara

 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perawatan payudara pasca persalinan, yaitu:

 

 

Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi.

 
Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk diputar kedalam 20 kali keluar 20 kali.

 
Penonjolan puting susu yaitu :

 
1) Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali

 
2) Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap

 
3) Memakai pompa puting susu

 

 

4. Pengurutan payudara:

 
1) Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian diratakan

 
2) Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke putting susu sebanyak 30 kali

 
3) Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae untuk mengeluarkan colostrums.

 
4) Bersihkan payudara dengan air bersih memakai waslap.

 

 

 
Keterangan Gambar :

 
Gambar 2.1. Pengurutan buah dada dari tengah ke samping kemudian ke bawah

 
Gambar 2.2. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah

 
Gambar 2.3. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah

 
Gambar 2.4. Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting.

 

 

 
Perangsangan Payudara

  
Setelah selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin secara bergantian selama ± 5 menit (air hangat dahulu kemudian air dingin). Kemudian pakailah BH (kutang) yang menyangga payudara. Diharapkan dengan melakukan perawatan payudara, baik sebelum maupun sesudah melahirkan, proses laktasi dapat berlangsung dengan sempurna.

 

perawatan payudara setelah melahirkan

Perawatan payudara
Perawatan payudara bisa dilakukan sebelum melahirkan. Tujuannya adalah memperlancar pengeluaran asi. Untuk pasca persalinan, lakukan sedini mungkin, yaitu 1 sampai 2 hari dan dilakukan 2 kali sehari. Berikut langkah-langkahnya :
Siapkan alat dan bahan berikut : minyak kelapa, gelas susu, air panas dan dingin dalam baskom kecil, handuk kecil, dan handuk bersih.
Lakukan pengurutan payudara sebagai berikut :
Licinkan tangan dengan minyak
Pengurutan pertama
Licinkan kedua tangan dengan minyak.
Tempatkan kedua tangan di antara payudara.
Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kanan ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan.
Lakukan terus pengurutan ke bawah dan samping, selanjutnya pengurutan melintang.
Ulangi masing-masing 20-30 gerakan untuk tiap payudara

Pengurutan kedua
Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu.
Lakukan 2 gerakan tiap payudara bergantian.



Pengurutan ketiga

Sokong payudara kiri dengan satu tangan sedang tangan lainnya mengurut dengan sisi kelingking dari arah tepi ke arah puting susu. Lakukan sekitar 30 kali.
Pengompresan
Kompres payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit, lalu ganti dengan kompres air dingin. Kompres bergantian selama 3 kali dan akhiri dengan kompres air hangat.
Pengosongan Asi
Pengosongan ini dimaksudkan untuk mencegah pembendungan asi.
Keluarkan air susu dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk kira-kira 2 sampai 3 cm dari puting susu dan tampung asi yang keluar.
Tekan payudara ke arah dada dan perhatikan agar jari-jari jangan diregangkan. Angkat payudara yang agak besar dahulu lalu tekan ke arah dada.
Gerakkan ibu jari dan telunjuk ke arah puting susu untuk menekan dan mengosongkan tempat penampungan susu pada payudara tanpa rasa sakit.
Ulangi untuk masing-masing payudara.

http://ictjogja.net/kesehatan/B3_5.htm

Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi manusia baik pria maupun wanita memiliki struktur organ internal dan eksternalnya masing- masing. Setiap organ dalam sist...