STRAIN & SPRAIN
Strain (keram)
Pengertian
Strain
adalah “tarikan otot” akibat penggunaan berlebihan, atau stress yang
berlebihan.strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan perdarahan ke
dalam jaringan. Pasien mengalami rasa sakit atau nyeri mendadak dengan nyeri
tekan local pada pemakaian otot dan kontraksi isometric. (brunner &
suddarth). Strain
adalah luka pada otot atau tendo dikarenakan penggunaan otot yang berlebihan,
tekanan yang terlalu besar, atau perenggangan yang berlebihan. Jaringan otot
yang mengalami hal tersebut sering terjadi perdarahan yang masuk ke dalam
tempat luka akibat robekan otot yang tidak komplit dan hanya kelihatan dengan
mikroskop.
Manifestasi klinis
Gejala
dan tanda strain mencakup rasa sakit, bengkak, dan spasmus pada otot. Penderita
bisa atau tidak mengalami gejala objektif langsung setelah strain. Geraka
berikutnya dari bagian yang mengalami hal ini aka menghasilkan rasa sakit yang
akan menghambat aktifitas fisiknya. Dalam beberapa contoh : penderita mungkin
akan berkata bahwa bagian yang menderita mengalami “mati rasa”. Perubahan warna
biasanya tidak terjadi kecuali jika penderita mengalami kerusakan pada jaringan
lunak.
Patofisiologi
Adalah
daya yang tidak semestinya yang diterapkan pada otot , ligament, atau tendon.
Daya (force) tersebut akan meregangkan serabut-serabut tersebut da menyebabkan
kelemahan dan mati rasa temporer serta perdarahan jika pembuluh darah dan
kapiler dalam jaringan yang sakit tersebut mengalami regangan yang berlebihan.
Tanda dan Gejala
- Kelemahan
·
Mati
rasa
·
Nyeri
·
Odema
Penanganan
Kelemahan
biasanya berakhir sekitar 24-27 jam, sedangkan mati rasa biasanya menghilang dalam
1 jam. Otot ligamen , atau tendon yang keram akan memperoleh kembali fungsinya
secara penuh setelah diberikan perawatan konservatif.
Rencana Keperawatan
· Kemoterapi
; dengan analgetik seperti aspirin (300-600mg/hari) atau acetaminophen (300-600mg/hari)
· Elektromekanis
;penerapan dingin dengan kantong es ,pembalutan atau wrapping eksternal
· meninggikan
posisi (di angkat)
· latihan
ROM
SPRAIN (KESELEO)
PENGERTIAN
sprain
adalah cedera struktur ligament disekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau
memutar. Fungsi ligament adalah mejaga stabilitas namun masih memungkinkan
mobilitas. (bruner & suddarth)
Sprain
merupakan luka pada beberapa struktur ligamen yang mengelilingi sendi.
Kerusakan ini dapat mencakup luka robek pada ligament atau ligament meregang.
Sprain sering terkait degan ketidak mampuan sendi dan memiliki luka yang lebih
serius dibandingkan dega strain.
Patofisiolagi
Kekoyaka
(avulsion) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling sendi, yang disebabkan
oleh daya yang tidak semestinya, pemelintiran, atau mendorong / mendesak pada
saat berolahraga atau aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada
pergelangan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga (sepak bola)
sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut. Sendi-sendi lain juga dapat
terkilir jika diterapka daya tekanan atau tarikan yang tidak semestinya tanpa
diselingi perbedaan.
Manifestasi klinis
Gejala khusus pada sprain mencakup bengkak
yang bertambah cepat, rasa sakit dan perubahan warna pada tempat luka.
Perdarahan pada jaringan lunak mungkin terjadi jika pembuluh darah juga
terluka. Sprain dapat diklasifikasikan dalam tahap ringan, menengah, dan berat.
Mild sprain. Dalam mild sprain, terdapat pembengkakan dan nyeri
tekan local, namun begitu gerakannya hanya berkurang secara minimal. Ligamenya
meregang atau bentuknya hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Moderate sprain. Pada kasus ini, bagian yang sakit mengalami
edema dan teraba lunak serta memiliki rasa yeri menengah jika bergerak dan
terdapat beberapa ligament yang robek.
Severe sprain. Pada kasus ini, bagian mana yang mengalami edema dan
teraba lunak. Demikian pula gerakan fleksi dan kekuatan memikul berat bahkan
tidak bise dilakukan. Ligamentum putus dengan ketidakstabilan sendi yang
terbatas.
Penilaian.
Perawat harus melakukan penilaian secara umum, karena kebanyaka penderita
dengan luka jaringan lunak akan menderita beberapa type trauma. Penilaian harus
difokuskan untuk menentukan perluasan luka dan struktur yang terlibat. Riwayat
kejadian luka yang akurat harus mencakup aktifitas yang menyebabka terjadinya
luka, posisi bagian yang terluka (eversi & inversi), perkiraan jumlah beban
yang ditopang oleh bagian yang terluka dan munculnya seperti suara benda yang
pecah, suara letusan atau suara seperti kamera potret yang didengar atau
sesuatu yang dirasakan saat terjadinya luka.
Pemeriksaan
terfokus pada penentuan luasnya pembengkakan, perubahan warna, keterbatasan
terhadap rentang gerkan normal dan gerakan yang menyebabkan rasa sakit.
Periksalah juga pada bagian yang sehat untuk dijadikan datadasar sebagai
pembanding. Pemeriksaan dengan sinar X pada bagian sakit dapat menyingkirkan kemungkinan
fraktur pada kasus yang dicurigai mengalami sprain.
Manajemen therapeutic
Manajemen therapi dari trauma jaringan
pendukung diarahkan pada pengurangan pembengkakan dan tidak diperbolehkan
mengangkan beban normal juga mobilitasnya. Perawatan trauma mencakup istirahat
(rest), kompres es (ices), penekanan (compression) dan meninggikan bagian yang
terluka (elevation) atau disingkat RICE : rest, ice, compression, dan
elevation. Segera setelah terjadi luka, pasien tidak diperbolehkan mengangkat
barang dan tetap menjaga bagia yang terluka agar tidak bergerak. Kompres dingin
atau es akan menghasilkan vasokonstriksi untuk mengurangi pembengkakan dengan
meletakannya dibagian yang terluka.
Perawat
harus menempatkan kain diantara kulit pasien dengan kantong es untuk
menghindari luka akibat suhu rendah. Terapi dengan kompres dingin ini harus
dimulai dengan segera dan diteruskan sampai 24-36 jam setelah luka terjadi.
Tanda & Gejala
·
Sama
dengan strain namun lebih parah
·
Edema,
perdarahan dan perubahan warna lebih nyata
·
Ketidakmampuan
untuk menggunakan sendi, otot, dan tendon.
·
Tidak
dapat menyangga beban, nyeri lebih hebat dan konstan.
Rencana Perawatan
1.
Pembedahan
:
mungkin diperlukan agar
sendi dapat berfungsi sepenuhnya ; penguragan-pengurangan perbaikan terbuka
terhadap jaringan yang terkoyak.
2. Kemotherapi :
dengan analgetik aspirin
(100-400 mg setiap 4 jam )untuk meredakan nyeri dan peradangan. Kadang
diperlukan narkotik ( codeine 30-60 mg peroral setiap 4 jam )untuk nyeri hebat.
3. Elektromekanis
→ Penerapan dingin
→ Pembalutan / wrappig
external
dngan pembalutan,cast, atau pengendongan (sung)
→ Peninggian posisi
Jika
yang sakit bagian extremitas
→ Latihan ROM
Tidak dilakukan latihan padasaat terjadi nyeri hebat dan
perdarahan. Latihan pelan2 di mulai setelah 7-10 hari tergantung jaringan yang
sakit.
→ Penyangga beban
Menghentikan penyangga beban
dengan penggunaan kruk selama 7 hari atau lebih tergantung jaringan yang sakit.
Study diagnostic
- Riwayat
tekanan, tarikan perbedaan,
daya yang tidak semestinya
- Pemeriksaan fisik ; tanda-tanda pada kulit system sirkulasi musculoskeletal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sprain
& Strain
(marylinn doenges)
Pegkajian :
− Identitas pasien
− Keluhan utama ; nyeri, kelemahan, mati rasa, edema,
perdarahan, perubahan mobilitas/ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot,
dan tendon.
−Riwayat kesehatan:
a. Riwayat penyakit sekarang,
o
Kapan
keluhan dirasakan, apakah sesudah beraktifitas kerja atau setelah berolah raga
o
Daerah
mana yang mengalami trauma
o
Bagaimana
karakteristik nyeri yang dirasakan.
b. Riwayat penyakit dahulu,
o
Apakah
klien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini atau atau mengalami trauma
padasistem musculoskeletal lainnya.
c. Riwayat penyakit keluarga
o
Apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti ini,
−Peeriksaan fisik
a. Inspeksi : kelemahan, edema, perubahan
warna kulit (perdarahan), ketidakmampuan menggunakan sendi,
b. Palpasi : mati rasa
c. auskultasi
d. perkusi
−Pemeriksaan penunjang
Pada
sprain untuk diagnosis perlu dilaksanakn roentgen untuk membedakan dengan patah
tulang.
Diagnosa Keperawatan yang Muncul :
- gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri/ketidakmampuan,di tandai dengan ketidakmampuan untuk mepergunakan
sendi,otot,dan tendon.
Tujuan :
- meningkatkan/mempertahankan mobilitaspada
tingkat paling tinggi yang mungkin.
·
Menunjukan
teknik memampukan melaksanakan aktivitas(ROM aktif dan pasif)
Intervensi :
·
Kaji
derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera /pengobatan dan perhatian
persepsi pasien terhadap mobilisasi
·
Ajarka
untuk melaksanakan latihan rentang gerak pasien/aktif pada extremitas yang sehat da latihan rentang gerak
pasif pada extremitas yang sakit.
·
Berikan
pembalutan, pembebatan yang sesuai.
- Nyeri akut berhubungan dengan peregangan atau
kekoyakan pada otot, ligament atau tendon ditandai dengan kelemahan, mati
rasa, perdarahan, edema, nyeri.
Tujuan :
·
Menyatakan
nyeri hilang
Intervensi :
·
Pertahankan
imobilisasi bagia yang sakit denga tirah baring,gips dan pembalutan.
·
Tinggikan
dan dukung extremitas yang terkena
·
Pemberian
kompres dingin dengan kantong es 24 0C
·
Ajarka
metode distraksi dan relaksasi selama nyeri akut
·
Berikan
individu pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesic.
- Gangguan konsep diri berhubungan dengan
kehilangan fungsi tubuh
Tujuan :
·
Mendemonstrasikan
adaptasi kesehatan, penanganan keterampilan.
Intervensi :
·
Dorong
individu untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pandangan pemikiran
perasaan seseorang
·
Dorong
individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan, dan
prognosa kesehatan.
·
Berikan
informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang sudah diberikan
·
Hindari
kritik negatife
·
Beri
privasi dan suatu keamanan lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Rachmadi, agus. 1993. Perawatan Gangguan System
Musculoskeletal. Penerbit :AKPER Depkes, Banjarbaru.
Doenges, Marylinn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan
; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. Edisi 3.
Penerbit : EGC,Jakarta.
Nurachman, Elly.1989. Buku saku prosedur
Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit :
EGC,Jakarta.
Carpenito, Linda Juall. 1999. Buku Saku
Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 .Penerbit : EGC,Jakarta.
No comments:
Post a Comment