Radikulopati
1.1 Defisi
Merupakan
keadaan terjadinya gangguan padaradiks /serabut saraf, yang sesuai dengan
distribusi serabut sarafnya dan menyebabkan nyeri radikuler, dapat disertai
dengan parashtesia dan rasa raba yang berkurang, gangguan motorik (cram, atropi
twitching dan refleks fisiologi yang menurun ) serta nyeri pada vertebra.
(Japardi, 2002)
1.2 Etiologi
keadaan
yang dapat menyebabkan terjadinya radikulopati terutama pada segmen/radiks
thoraliks, antara lain tumor medulla spinalis, rupture/heriasi discus
thoraliks, arakhnoiditis, trauma, spondilitis, radiokulopati diebetika
thorakis, herpes zoster (kapita selekta )
1.3 Patofisiologi
Kontruksi
umum yang unik dapat memungkinkan fleksibilitas sementara yang dapat melindungi
sumsum tulang belakang secara maksimal. Lengkungan tulang belakang akan
mengalami guncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Otot-otot abdominaldan
thoraks sangat penting pada aktivitas mengangkat beban. Bila tidak pernak
dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur, dan
peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat berakibat nyeri punggung.
Discus
invertebralis aka mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua, pada
orang muda discus tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus, pada
lanjut usia aka menjadi fibrokartilago yang padat dan tidak teratur. Defenerasi
discus merupakan penyebab nyeri punggung yang biasa. Penonjolan discus atau
kerusaka sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari
kanalis spinalis, yang menyebabka nyeri yang menyebar sepajang saraf.
1.4 Pemeriksaan fisik
Observasi
:
Perhatikan sifat tubuh
pasien saat menanyakan riwayat penyakit. Bagaimana posisi kepala dan leher
selama wawancara. Biasanya pasien menekukan kepala menjauhi sisi yang cedera
dan leher terlihat kaku. Gerak leher ke segala arah menjadi terbatas, baik yang
mendekati maupun menjauhi sisi cedera.
Palpasi
:
Pada
palpasi didapatkan kekuatan dan nyeri pada sisi otot maupun radiks saraf yang
terkena, dapat pula disertai hipertonus maupun spasme pada sisi otot yang nyeri
Motorik
:
Untuk
menentukan tingkat radiks servikal yang terkena sesuai dengan distribusi
myotomal, sebagai contoh :kelemahan pada abduksi pundak enunjukan radikulopati
C5. kelemahan pada fleksi siku da ekstensi pergelanga tangan enunjukan
radikulopati C6. Kelemahan pada ekstensi siku dan fleksi pergelangan tangan
menunjukan radikulopati C7 da kelemaha pada ekstensi ibu jari dan deviasi ulnar
dari pergelangan tangan menunjukan radikulopati C8. pemeriksaan refleks tendon
sangat membantu menentukan tingkat radiks yang terkena. Seperti : refleks
biseps mewakili tingkat radiks C5-6, refleks triseps mewakili tingkat radiks
C7-8.
Sensorik
:
Penting dicatat bila ada ganggua sesorik
denga batas jelas. Namun seringkali sensorik tidak sesuai dermatomal atlas
anatomic. Hal ini disebabkan oleh adanya daerah persarafan yang bertumpang
tindih satu sama lai, pemeriksaan ini juga menunjukan tingkat subyektivitas
yang tinggi.
1.5 Pemeriksaan penunjang
CT
SCAN: pemeriksaan ini
dapat memberikan visualisasi yang baik komponen tulang servikal dan sangat
membantu bila ada fraktur akut.
MRI
: pemeriksaan ini sudah menjadi metode pilihan untuk daerah servikal. MRI
dapat mendeteksi kelainan ligament maupun discus. Seluruh daerah medulla
spinalis, radiks saraf dan tulang vertebra dapat divisualisasikan.
Elektromiografi
(EMG) : pemeriksaan EMG membantu mengetahui apakah suatu gangguan bersifat
neurogenik atau tidak, karena pasien dengan spasme otot, artitis juga empunyai
gejala yang sama. Selain itu juga untuk enentukan level dari iritasi/kompresi
radiks, membedakan lesi radiks dan lesi saraf perifer, membedakan adany
kompresi atau iritasi.
1.6 Diagnosa keperawatan yang sering muncul
·
nyeri
berhubungan dengan masalah moskuloskeletal
·
ganggua
mobilitasfisik yang berhubungan degan nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan
·
kurang
pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik mekanika tubuh melindungi punggung
·
perubaha
kinerja peran yang berhubungan dengan gangguan mobilitas dan nyeri krouk.
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges, M.E (2002). Rencana asuha
keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien
(edisi 3). Jakarta :EGC
Mansjoer, A. (2000). Kapita selekta
kedokteran. Jakarta EGC
Smaltezer, S.C, & bare, B.G (2000). Buku
ajar keperawatan medical bedah brunner & suddarth. (Vol. 2). Jakarta:
EGC
maaf mw nanya kira2 buku radikulopati yang komplit ada ga ya
ReplyDeletepleas tolong saya lagi bikin kti tentang radikulopati butuh referensi saya anak BK bandung