SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT
Baru-baru ini, ketika saya terbaring
di rumah sakit, seorang wanita datang untuk mendoakan saya, ia juga mengurapi
saya dengan minyak yang diberkati. Menurutnya, ia memperoleh wewenang dari
“Seksi Kesehatan” paroki untuk melakukan pelayanan ini. Ketika imam datang
untuk memberikan Sakramen Pengurapan, saya mengatakan bahwa saya sudah
menerimanya dari seorang wanita. Imam mengatakan bahwa awam tak dapat
memberikan pengurapan, jadi saya pikir saya tidak menerima Sakramen Pengurapan
Orang Sakit. Mohon penjelasan.
~ seorang pembaca di Falls Church~
Pengurapan Orang Sakit |
Banyak umat merasa
ngeri bila mendengar kata 'sakramen perminyakan'
Bahkan bila anggota
keluarganya mau menerima sakramen ini justru mereka yang merasa cemas dan
khawatir. Hal ini disebabkan oleh salah pengertian bahwa sakramen ini adalah
'sakramen penghabisan' yang diberikan hanya pada mereka yang menjelang ajal.
Sebenarnya bagaimanakah pemahaman yang benar tentang sakramen ini?
Sakramen Pengurapan Orang sakit (dulu dikenal sebagai Sakramen
Perminyakan Terakhir) dirayakan hanya oleh imam atau, tentu saja, uskup.
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, “Hanya imam (uskup dan presbiter) adalah
pemberi Urapan Orang Sakit” (no 1516). Demikian pula Kitab Hukum Kanonik
menegaskan, “Setiap imam, dan hanya imam, dapat melayani pengurapan orang sakit
secara sah” (no 1003).
Sakramen perminyakan disebut juga sakramen pengurapan orang sakit. Penerimanya adalah para penderita sakit serius; bukan hanya mereka yang menjelang ajal. Termasuk di sini adalah mereka yang sakit berat, yang akan operasi besar dan orang lanjut usia yang kekuatannya melemah (KGK 1515).
Sakramen perminyakan
berhubungan dengar penyakit; bukan dengan akhir hidup manusia. Kenapa orang
yang sakit (serius) perlu menerima sakramer perminyakan? Sebab pengalaman sakit
menjadi pergumulan orang beriman. Orang yang sakit dihadapkan pada suatu
krisis. Memang dengan sakit dia bisa mencari dan kembali pada Allah (bertobat),
menjadi lebih matang, melihat apa yang paling penting untuk hidup abadinya.
Tetapi penyakit tak
jarang menyebabkan rasa takut, sikap menutup diri, rasa putus asa bahkan
memberontak pada Allah (KGK 1501, Katekismus Gereja Katolik). Dalam situasi
krisis seperti itulah orang beriman perlu didampingi, didoakan, dan dikuatkan
lewat sakramen ini.
Tanda Kehadiran
Kerajaan Allah Selama hidupNya, Tuhan Yesus mewartakan datangnya Kerajaan
Allah. Hal itu ditandai dengar pengusiran roh-roh jahat dan pengampunan dosa
(Mark 2:5-12). Dalam pandangan alkitab penyakil selalu dihubungkan dengan dosa.
Karena itu Yesus juga menyembuhkan banyak orang sakit, bahkan mengikutsertakan
para murid untuk mengolesi orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka
(Mark 6:7-13). Penyembuhan orang sakit ditandai dengan penumpangan tangan (Luk
4:40), pengurapan dengan minyak (lambang penyembuhan), dan kontak jasmaniah
(Yoh 9:6).
Alasan mengapa sakramen ini hanya boleh dilayani oleh imam adalah karena
“pengurapan orang sakit” dan buah-buah rahmat khusus sakramen berkaitan erat
dengan Imamat Kristus. Semasa pewartaan-Nya di depan publik, Yesus menyembuhkan
banyak orang - yang buta, yang lumpuh, yang kusta, yang bisu dan tuli, yang
sakit pendarahan dan yang sekarat. Penyembuhan-Nya menyentuh baik tubuh dan
jiwa. Di sebagian besar kisah mukjizat penyembuhan, si sakit dihantar pada
keyakinan iman yang lebih mendalam, dan mereka yang menyaksikannya tahu bahwa “Allah
telah melawat umat-Nya” (Luk 7:16). Namun demikian, penyembuhan-penyembuhan
ini, merupakan pratanda akan kemenangan jaya Kristus atas dosa dan maut melalui
sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya Sendiri.
Apa yang diperbuat Yesus itu kemudian diteruskan oleh Gereja Perdana seperti yang diberitakan oleh Rasul Yakobus:
'Kalau ada seorang di
antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat supaya mereka
mendoakan mereka serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang
lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan
dia; dan jika ia telah berbuat dosa maka dosanya itu akan diampuni' (Yak
5:14-15).
Sakramen perminyakan
dewasa ini
Dari teks di atas
kemudian Gereja mengajarkan (salah satu sumber iman Katolik kita) hal-hal
sebagai berikut:
• Penerimanya adalah
orang sakit serius; bukan hanya mereka yang menjelang ajal (SC 73, Sacrosanctum
Concilium, Konstitusi tentang Liturgi Suci).
• Penatua jemaat
artinya uskup dan imam. Hanya mereka yang boleh menerimakan sakramen ini
sebab dalam sakramen ini ada unsur pengampunan dosa.
sebab dalam sakramen ini ada unsur pengampunan dosa.
• Minyak yang dipakai
ialah Oleum Infirmorum (OI), yang diberkati Uskup dalam misa Krisma. Dalam
keadaan darurat, imam boleh memberkati sendiri minyak nabati (dari
tumbuh-tumbuhan).
• Imam menumpangkan
tangan lalu mengurapi dahi dan kedua telapak tangan si sakit dengan minyak Ol,
sambil berdoa, 'Semoga karena pengurapan suci ini, Allah yang maharahim
menolong saudara dengan rahmat Roh Kudus. Semoga Tuhan membebaskan saudara dari
dosa dan membangunkan saudara di dalam rahmatNya.'
• Upacara ini bisa
dilakukan di rumah, di rumah sakit atau di gereja. Bisa juga diterimakan secara
bersama-sama dengan ritus sakramen Tobat - sakramen Perminyakan - sakramen Ekaristi.
bersama-sama dengan ritus sakramen Tobat - sakramen Perminyakan - sakramen Ekaristi.
• Yang boleh menerima
adalah mereka yang sudah dibaptis secara Katolik dan dapat menggunakan akal
budinya. Kalau tidak sadar, sebelumnya dia pernah memintanya atau diandaikan
memintanya bila dia sadar.
Buah-Buah Sakramen Perminyakan
Buah-Buah Sakramen Perminyakan
Dalam KGK 1520
sakramen ini menanugerahkan rahmat Roh Kudus sehingga:
• si sakit mendapat
kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati dalam mengatasi kesulitan karena
sakitnya.
sakitnya.
• si sakit membarui
iman dan harapan kepada Allah dan menguatkannya melawan godaan setan, godaan
untuk berkecil hati dan rasa takut akan kematian.
• Bantuan Tuhan
membawa si sakit pada kesembuhan jiwa tetapi juga menuju kesembuhan badan;
kalau itu sesuai dengan kehendak Allah. (banyak orang mengalami anugerah
istimeiva ini)
• Jika ia berbuat dosa
maka dosanya akan diampuni (Yak 5:15)
Oleh @Sebastiana Jempormase dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment