Hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal
pemberian cairan iso-osmotik yang tidak mengandung natrium ke cairan ekstra sel dapat menimbulkan hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal. Termasuk dalam hal ini, keadaan hiperproteinemia dan hiperlipidemia.
Pada keadaan osmolalitas plasma yang tinggi, seperti pada keadaan hiperglikemia berat atau pemberian manitol intravena. Cairan intrasel akan keluar ke ekstrasel menyebabkan dilusi cairan ekstrasel, dan menyebabkan hiponatremia.
Terjadi pada keadaan seperti gagal jantung, sirosis, insufisiensi renal, sindroma nefrotik. Keadaan-keadaan ini terjadi dengan volume CES yang meningkat. Pada SIADH, volume CES normal dan pada keadaan muntah atau pada pemakaian diuretik, volume CES menurun.
Hiponatremia akut diartikan sebagai kejadian hiponatremia dalam jangka waktu kurang dari 48 jam. Pada keadaan ini tertjadi perpindahan cairan dari ekstrasel ke intrasel, termasuk ke sel otak. Hal ini akan menyebabkan terjadinya edema otak yang mana keadaan ini merupakan keadaan berat yang dapat menyebabkan kejang dan penurunan kesadaran. Edema otak yang terjadi, dibatasi oleh kranium disekitarnya, yang mengakibatkan terjadinya hipertensi intrakranial dengan resiko brain injury.
Kadar Na aman sekurangnya 125 mEq/L
Koreksi diberikan bila terdapat gejala SSP (edema otak), atau kadar Na < 120 mEq/L
mEq Na = 125 – Na Serum x 0,6 x BB (kg)
Rumus lainnya:
- Defisit Natrium = 0,6 x BB (kg) X (140 – Na serum)
- Durasi penggantian = 2 x (140 – Na serum) [jam]
Koreksi diberikan dalam 4 jam. Pemberian NaCl 3% dengan dosis 1 mL/kgbb diharapkan dapat meningkatkan kadar Natrium sekitar 1,6 mEq/L. Larutan ini tidak untuk diberikan pada keadaan hiponatremia yang asimptomatik. Kenaikan kadar natrium serum idealnya tidak melebihi 1 mEq/jam
NaCl 3% 1 mEq = 2 cc
HIPERNATREMIA
Hipernatremia adalah suatu keadaan dengan defisit cairan relatif, dalam
artian merupakan keadaan hipertonisitas, atau hiperosmolalitas.
Etiologi dari hipernatremia adalah:
Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air yang melebihi ekskresi natrium. Seperti pada pengeluaran keringat, insesible water loss, diare osmotik akibat pemberian laktulosa atau sorbitol. Asupan air yang kurang, pada pasien dengan gangguan pusat rasa haus di hipotalamus akibat tumor dan gangguan vaskuler. Penambahan natrium yang berlebihan, seperti pada koreksi asidosis dengan bikarbonat, atau pemberian natrium yang berlebihan. Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel, misalnya setelah latihan fisik berat.
Keadaan hipernatremia akan membuat cairan intraseluler keluar ke ekstraseluler untuk menyeimbangkan osmolalitas cairan ekstrasel. Hal ini akan membuat terjadinya pengkerutan sel, dan bila terjadi pada sel saraf sistem saraf pusat, maka akan menimbulkan disfungsi kognitif, seperti lemah, bingung, sampai kejang.
Definisi : keadaan bila kadar Na darah > 150 mEq/L
Pada keadaan dehidrasi berat disertai syok/presyok berikan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat atau Albumin 5%
Setelah syok teratasi berikan larutan yang mengandung Na 75-80 mEq/L, misalnya NaCl-dextrosa (2A) atau DG half strength sampai ada diuresis, kemudian berikan K 40 mEq/L
Bila ada hipokalsemia berikan Ca glukonas sesuai kebutuhan
Penurunan kadar natrium serum tidak melebihi 0,5 mEq/L/jam
Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air yang melebihi ekskresi natrium. Seperti pada pengeluaran keringat, insesible water loss, diare osmotik akibat pemberian laktulosa atau sorbitol. Asupan air yang kurang, pada pasien dengan gangguan pusat rasa haus di hipotalamus akibat tumor dan gangguan vaskuler. Penambahan natrium yang berlebihan, seperti pada koreksi asidosis dengan bikarbonat, atau pemberian natrium yang berlebihan. Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel, misalnya setelah latihan fisik berat.
Keadaan hipernatremia akan membuat cairan intraseluler keluar ke ekstraseluler untuk menyeimbangkan osmolalitas cairan ekstrasel. Hal ini akan membuat terjadinya pengkerutan sel, dan bila terjadi pada sel saraf sistem saraf pusat, maka akan menimbulkan disfungsi kognitif, seperti lemah, bingung, sampai kejang.
Definisi : keadaan bila kadar Na darah > 150 mEq/L
Pada keadaan dehidrasi berat disertai syok/presyok berikan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat atau Albumin 5%
Setelah syok teratasi berikan larutan yang mengandung Na 75-80 mEq/L, misalnya NaCl-dextrosa (2A) atau DG half strength sampai ada diuresis, kemudian berikan K 40 mEq/L
Bila ada hipokalsemia berikan Ca glukonas sesuai kebutuhan
Penurunan kadar natrium serum tidak melebihi 0,5 mEq/L/jam
Jumlah cairan: defisit cairan dikoreksi dalam 2 x 24 jam (sd 72 jam)
Hari ke-1: 50% defisit + kebutuhan rumatan (rumus Holliday Segar)
Hari ke-2: 50% defisit + cairan rumatan sda
Ideal TBW x 145 mEq/L = Current TBW x Current serum sodium
Current TBW = 0,6 x current weight (kg)
TBW = total body water
Perbedaan perhitungan ideal TBW dan current TBW memberikan perkiraan free water deficit.
Sisa volume dehidrasi yang mengandung elektrolit diasumsikan bahwa 60%
kehilangan adalah ekstraseluler (mengandung Natrium 140 mEq/L), dan 40%
adalah intraseluler (mengandung Kalium 150 mEq/L).
Sumber :
Darwis D, Munajat Y, Nur MB, Madjid SA, Siregar P, Aniwidyaningsih, W,
dkk. Gangguan Keseimbangan Air, Elektrolit dan Asam Basa. Edisi 2.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2010
Siregar P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006 : 529-37Adrogue JH, Madias EN. Hyponatremia. N Engl J Med 2000; 342 (21): 1581-89
Adrogue JH, Madias EN. Hypernatremia. N Engl J Med 2000; 342 (21): 1493-99
Siregar P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006 : 529-37Adrogue JH, Madias EN. Hyponatremia. N Engl J Med 2000; 342 (21): 1581-89
Adrogue JH, Madias EN. Hypernatremia. N Engl J Med 2000; 342 (21): 1493-99
No comments:
Post a Comment