Manfaat
ASI
ASI
Dapat Mencegah Infeksi pada Neonatus
Berdasarkan
data WHO, pada tahun 2000, hanya15% bayi diberi ASI eksklusif selama 4 bulan,
dan pemberian makanan pendamping ASI seringkali tidak sesuai dan tidak aman.
Sejak tahun 1982
literatur medis telah mendata bahwa air susu tiap mamalia termasuk manusia
punya daya proteksi terhadap turunannya karena mengandung antibodi terhadap
berbagai antigen. Bayi yang tidak pernah mendapat ASI dua kali lebih sering
masuk rumah sakit dibanding yang dapat ASI. Banyak penelitian memperlihatkan
ASI mengandung antibodi terhadap berbagai bakteri, virus, dan protozoa.
Faktor
Protektif ASI
Sistem imunologi
neonatus belum terbentuk sempurna, hingga pemberian ASI memegang peranan
penting untuk mencegah infeksi. Immunoglobulin utama dalam ASI adalah IgA
sebagai respon dari limfosit usus hingga mencerminkan antigen enterik dan
respiratorik ibu.
Dalam air susu ibu
juga terdapat kandungan faktor non imunologik, ,yang berperan sebagai faktor
protektif serta menunjang pertumbuhan dan pematangan sistem imun dan metabolik.
Serta berbagai komponen anti inflamasi, hormon (insulin, tiroksin, dan faktor
pertumbuhan saraf) yang tak terdapat dalam susu formula.
Berbagai
penelitian epidemiologik menunjukkan ASI pada bayi punya keuntungan terhadap
kesehatan pada umumnya, pertumbuhan, perkembangan, dan pengurangan risiko
terkena penyakit akut dan kronik. ASI mengurangi kejadian dan atau beratnya
diare, infeksi paru bagian bawah, otitis media, sepsis, meningitis bakterialis,
botulismus, infeksi saluran urogenitalis, dan enterokolitis nekrotikans.
Seperti dilaporkan, hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan
lebih dari 40% kematian disebabkan diare dan ISPA, penyakit yang dapat dicegah
dengan pemberian ASI eksklusif.
Zat
protektif ASI
Komponen
Selular
Sel dalam ASI
misalnya makrofag, limfosit, neutrofil, dan sel epitel, berjumlah sekitar
4000/mm3. Jumlah ini akan cepat menurun setelah 2-3 bulan. Leukosit ASI
terutama terdiri dari makrofag (90%) dibandingkan dengan neutrofil dan limfosit
Makrofag, Makrofag
adalah sel fagosit besar yang mengandung lisosom, mitokondria, pinosom, dan
aparat Golgi. Yang berfungsi untuk memfagositosis mikroorganisme bakteri dan
jamur, membuat C3 dan C4, lisosom, dan laktoferin, membantu pelepasan IgA
intraselular ke jaringan, membentuk sel raksasa, meningkatkan aktivitas
limfosit, membantu pengangkutan dan penyimpanan imunoglobulin, dan
berpartisipasi dalam pembentukan laktoperidase; suatu faktor pertumbuhan sel
epitel usus dan maturasi enzim dalam brush border usus
Leukosit
polimorfonuklear (PMN), Sebanyak 5 juta leukosit/mm3 dan
40-60% yang terkandung dalam kolostrum ( hari 1- 4 postpartum) diantaranya
adalah PMN yang makin menurun seiring maturnya ASI. Fungsi PMN terutama
proteksi jaringan kelenjar mama dan bukan untuk proteksi neonatus.
Limfosit ,Fungsi
limfosit antara lain Mensintesis IgA, merespon mitogen dengan cara
berproliferasi, meningkatkan interaksi makrofag-limfosit, dan melepaskan
mediator-mediator, limfosit T dan B merupakan bagian sistem imun ASI yang
terdapat dalam kolostrum dan ASI matur. Di dalam ASI, sel B termasuk sel yang
mengandung IgA, IgG, dan IgM Surface immunoglobulin. Limfosit ASI akan berespon
terhadap antigen rubela, sitomegalovirus, dan mumps. Kolostrum ibu juga
berespon terhadap bakteri E.coli.
Komponen
humoral
Komposisi
imunoglobulin dalam ASI berbeda degan serum. ASI mengandung IgA jauh lebih
tinggi daripada serum. IgA dan IgG dalam ASI sebagian berasal dari IgA dan IgG
serum, sebagian lagi dari kelenjar payudara.
Imunoglobulin A
dalam ASI terutama IgA sekretori yang stabil dalam pH rendah dan tahan terhadap
enzim proteolitik. Fungsi IgA adalah untuk memproteksi mukosa usus terhadap
virus dan bakteri, dan tetap ditemukan dalam ASI setelah satu tahun. Selain
itu, faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI sama antara wanita dengan
gizi baik maupun buruk.
Komponen
non imunoglobulin
Faktor
bifidus , Telah diketahui bahwa usus bayi mengandung
laktobasilus bifidus yang merupakan bakteri baik usus, juga mengandung faktor
bifidus yang menunjang pertumbuhan kuman baik ini yang tak ada dalam susu sapi.
Antistaphylococcal
factor , Pada percobaan binatang dengan tikus yang diberi
infeksi Staphylococcus dibuktikan ASI mengandung substansi yang dapat mencegah
bayi dari infeksi Staphylococcus.
Lisozim
,
Lisozim adalah enzim yang memiliki sifat bakteriolitik, berada dalam
konsentrasi tinggi dalam ASI tapi sangat rendah dalam susu sapi. Enzim ini bersifat
bakteriolitik terhadap enterobaktericeae dan bakteri gram positif.
Nukleotid
,
Nukleotid adalah senyawa yang berasal dari hidrolisis asam nukleat yang bekerja
sebagai pertahanan terhadap berbagai bakteri, virus, dan parasit. Carver pada
penelitiannya membuktikan bahwa aktivitas sel NK dan produksi IL 2 lebih tinggi
pada bayi usia 2-4 bulan yang diberi ASI dan susu formula ditambahkan nukleotid
dibandingkan formula tanpa tambahan nukleotid
Laktoferin, Laktoferin
bersifat bakteriostatik terhadap berbagai bakteri gram positif, bakteri gram
negatif baik aerob maupun anaerob , dan jamur, kecuali Helicobakcter pylori dan
spesies Neisseria, Treponema, dan Shigella. Laktoferin adalah protein yang
dapat mengikat zat besi, mirip dengan transferin dalam serum. Laktoferin
mengikat zat besi hingga bakteri tidak memperoleh zat besi untuk
pertumbuhannya. Afinitas terhadap zat besi adalah 300 kali transferin.
Laktoferin juga meningkatkan pelepasan sitokinin dari sel dan menekan pelepasan
IL1, IL2 dan TNF alpha.
Interferon, Secara
in vitro, diketahui interferon diproduksi oleh sel T dalam ASI. Fungsinya
memang belum diketahui pasti, tapi interferon dapat meningkatkan fungsi
makrofag dan menekan produksi IgE dan IL-10.
Komplemen
,
ASI mengandung komponen C3 dan C4 walau dalam jumlah sedikit. C3 teraktivasi
oleh IgA dan IgE yang diketahui dapat merusak bakteri yang terikat pada
antibodi spesifik.
Protein
pengikat vitamin B12 , ASI mengandung sejenis protein
bermolekul besar yang mengikat vitamin B12. Secara tak langsung, protein ini
menghambat pertumbuhan E.coli yang memerlukan vitamin B12.
Gangliosid
,
Gangliosid adalah glikolipid yang terdapat dalam plasma sel membran terutama di
substansi kelabu otak. Gangliosid memblokir aktivitas enterotoksin E.coli dan
Vibrio cholerae dan Campylobacter jejuni di usus dengan cara mengikat toksin
dan membentuk kompleks stabil yang mencegah toksin terikat pada sel usus.
Interleukin
,
Interleukin berefek terhadap aktifasi dan diferensiasi limfosit, serta terhadap
produksi berbagai sel lainnya.
Sitokin , Sitokin
adalah salah satu substansi yang banyak diteliti akhir-akhir ini. Meski sudah
lama diduga keberadaannya dan perannya terhadap imunologi serta proteksi ASI.
Simpulan
Bayi mendapat perlindungan dari
ibu sejak kandungan. Saat janin, plasenta yang mengambil peran ini, tetapi
setelah lahir ASI sudah siap menggantikannya. ASI mengandung banyak zat
protektif berupa komponen selular, imunoglobulin dan non imunoglobulin yang
memberikan proteksi terhadap bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Sudah
seharusnya semua bayi baru lahir diberikan ASI.
Referensi
- WHO 2000. Dalam: Kramer MS, Kakuma R,
penyunting. The Optimal Duration of Exclusive Breast feeding a systematic
Review. WHO/HHD/01.08
- Hanson LA. The Mammary Gland as an
immunological organ. Immunol Today 1982; 3: 168
- Hamosh M. Bioactive Factors In Human
Milk. Mammary Gland Biol Lactation Newslett. 2001; 48:69-86
- Aarifen S, Black RE, Antelman G, et
al. Exclusive Breast feeding Reducves Acute Respiratory Infection and
Diarhea Deaths among infants in Dhaka Slums. Pediatrics 2001; 108-67.
- Heine W, Braun OH, Mohr C.
Enhancement of LysozymTrypsin mediated decay of intestinal bifidobacteria
and lactolbacilli. J. Pediatr Gastroenterol Nutr 1995; 21: 54
No comments:
Post a Comment