PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS PROFESI NERS
Pembangunan nasional merupakan rangkaian
upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara. Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional
tersebut, bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan di berbagai bidang salah
satunya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Pembangunan
nasional di bidang kesehatan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan hidup
bersih dan sehat setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
pembangunan nasional. Upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan adalah dengan membangun pusat kesehatan masyarakat sampai ke tingkat
desa.
Dengan perkataan lain masyarakat
diharapkan untuk mampu berpartisipasi aktif dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan sendiri, dengan demikian masyarakat mampu menjadi subjek
dalam pembangunan kesehatan. Maka
untuk melaksanakan strategi tersebut dicapai dengan pendekatan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa / program Desa Siaga.
Untuk tercapainya tujuan
tersebut, maka mahasiswa Program Profesi Ners STIKES Jenderal Achmad Yani
Cimahi, melakukan praktek keperawatan komunitas di masyarakat, dimana tujuan
praktek tersebut adalah melakukan asuhan keperawatan komunitas melalui
pendekatan asuhan keperawatan diantaranya melakukan pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Praktek keperawatan komunitas yang
dilakukan di masyarakat dimana wilayah kerjannya adalah membina satu RW, salah
satu RW yang dibina oleh mahasiswa adalah RW 02 Kelurahan Cipageran.
Waktu Dan Tempat
1. Waktu
Waktu kegiatan praktek
keperawatan komunitas ini yaitu dari tanggal 27
Juni – 25 Juli 2013
2. Tempat
Tempat pelaksanaan
praktek keperawatan komunitas ini yaitu di Wilayah RW 02 Kelurahan Cipageran Cimahi Utara.
Adapun
analisa data yang didapat adalah :
No
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
Masalah
|
1
|
DS:
·
Berdasarkan hasil
wawancara dengan ibu kader terdapat beberapa KK yang kurang tepat dalam
pengolahan makanan
DO:
·
40.6 % memiliki penghsilan
di bawah Rp. 1.300.000/bulan
·
22,8% frekuensi makannya kurang dari tiga kali sehari.
·
32.2% cara pengolahan
makanannya dipotong, dicuci lalu dimasak.
·
49% tidak konsumsi Lauk, Sayur
dan Buah setiap hari.
|
Kurang pengetahuan tentang nutrisi
↓
Pengolahan
makanan yang kurang tepat
↓
Kebutuhan
gizi sehari- hari kurang terpenuhi
↓
Resiko
gangguan gizi
|
Resiko
gangguan gizi
|
2
|
DS:
·
Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberaoa narasumber, menyatakan bahwa banyak yang sedang
mengalami sakit
DO:
·
16,3% tidak
melakukan cuci tangan dengan sabun.
·
36,5% masih biasa merokok.
·
7.4% tidak memiliki air
bersih
·
65.8%
membersihkan jentik nyamuk lebih dari 1 minggu.
·
72,7% terdapat warga yang
meninggal dalam 1 tahun terakhir akibat sakit.
·
42.1% tidak mengikuti
penyuluhan yang pernah diadakan.
·
71.0% mengalami flu/batuk
·
63.4% mengalami sakit
dalam 6 bulan terakhir.
·
22,9% masih memiliki
pencahayaan yang kurang
·
40,6% luas rumah < 8 m2
·
41,3% kandang menempel
dengan rumah
·
44,1% KK mengkonsumsi air
minum isi ulang (beli jadi)
|
Pencahayaan
kurang, luas ruangan kurang, pemberantasan jentik nyamuk yang lama, air yang
kurang bersih
↓
Lingkungan
rumah kurang sehat, menempel dengan kandang ternak
↓
Media
yang baik untuk masuknya mikroorganisme kuman penyakit, cuci tangan yang
tidak menggunakan sabun
↓
Penyebaran
kuman penyakit meningkat
↓
Kemungkinan
terjadinya peningkatan penyakit
|
Peningkatan
angka kesakitan
|
3
|
DS:
·
Berdasarkan hasil
wawancara dengan kader, posbindu biasa dilaksanakan hanya sebulan sekali
dalam minggu ke-2
DO:
·
25,4%
lansia mempunyai keluhan penyakit hipertensi, 22,2% mempunyai keluhan
reumatik, 11,1% mempunyai keluhan penyakit lebih dari 1 macam, 3,2 mempunyai
keluhan penyakit TBC, 3,2 mempunyai keluhan penyakit kencing manis, 1,6%
mempunyai penyakit stroke.
·
52,4 % lansia ada yang
mengalami sakit pada 3 bulan terakhir.
·
38,1%
lansia tidak biasa melakukan
olahraga
·
30.8% lansia melakukan
olahraga selama 30 menit – 1 jam.
·
39.7% lansia tidak
memanfaatkan posbindu.
·
39.7% lansia tidak
mengikuti penkes lansia dan belum mendapatkan penkes tentang lansia.
·
82.5 % lansia memerlukan penkes.
|
Tersedianya
posbindu yang belum efektif
↓
Adanya
penkes yang tidak diketahui seluruh lansia
↓
Kurangnya
pengetahuan lansia tentang penyakit
↓
Pola
hidup yang kurang sehat ( merokok, minum kopi )
↓
Terjadi
peningkatan penyakit
hipertensi
, Reumatik, TB paru, dan Stroke
|
Tingginya
angka kesakitan pada lansia
|
PK Komunitas PROFESI NERS - Sosialisai |
PK Komunitas PROFESI NERS - Sosialisai |
PK Komunitas PROFESI NERS - Sosialisai |
PK Komunitas PROFESI NERS -Pra LOKMIN |
PK Komunitas PROFESI NERS - Pra LOKMIN |
PK Komunitas PROFESI NERS -Pelatihan Kader |
PK Komunitas PROFESI NERS - POSBINDU |
PK Komunitas PROFESI NERS -Penyuluhan Kesehatan |
No comments:
Post a Comment