Semakin bertambah usia, maka semakin berkurang pula beberapa fungsi tubuh kita lainnya. Diantaranya yang paling sering menimpa manusia adalah berkurangnya fungsi mata. Mata pada orang saat usia senja rawan sekali mengalami gangguan. Gangguan tersebut muncul dari faktor internal maupun dari faktor eksternal kita. Diantara beberapa gangguan yang sering menimpa kita adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh pembiasan sinar. Gangguan refraksi atau gangguan pembiasan akan mengakibatkan rabun, bisa jauh (miopia) atau dekat (hipermetropia).
Rabun jauh adalah fokus bola mata yang hanya mampu melihat obyek dekat, tetapi kabur bila melihat obyek-obyek yang letaknya jauh hal ini dikarena korneanya terlalu cembung sehingga sinar bayangan tidak tepat jatuh pada titik fokus di retina. Miopia umumnya merupakan kelainan yang diturunkan oleh orangtuanya (genetik) sehingga banyak dijumpai pada anak-anak usia dini sekolah. Ada beberapa penyebab rabun jauh, bisa karena faktor lingkungan, seperti makanan yang kurang gizi dan vitamin, serta cara membaca yang tidak benar.
Sedangkan rabun dekat merupakan kelainana mata yang tidak bisa maksimal melihat jauh (menjadi kabur) dan melihat objek dekat lebih kabur lagi. Pada jenis kelainan refraksi ini, panjang bolamata penyandangnya biasanya lebih pendek dari seharusnya. Akibat pendeknya sumbu bolamata, lensa mata tidak lagi sanggup memfokuskan cahaya yang berasal dari objek yang jauh apalagi yang tepat pada retina, dengan lensa berakomodasi maksimal sekalipun.
Seseorang yang telah memasuki usia senja juga seringkali mengalami keluhan gangguan karena kekeruhan dari bagian mata yang dilewati sinar. Gangguan ini sering disebut dengan katarak. Katarak adalah salah satu penyebab dari kebutaan yang disebabkan oleh kekeruhan lensa yang biasanya terjadi pada usia lanjut, dan untuk mengatasinya hanya dengan cara pembedahan. Seseorang yang mengalami katarak biasanya mengalami gangguan-gangguan seperti mata seperti terdapat kabut yang menutupi benda yang dilihat. Hal ini ditandai dengan lensa mata yang berubah menjadi buram seperti ada gumpalan cairan keruh. Orang penderita katarak, biasanya ketika melihat objek seperti bayang-bayang (dobel).
Gangguan yang juga sering diderita oleh orang tua biasanya gangguan karena kelainan saraf, misalnya karena kerusakan retina , yaitu bagian mata yang mengolah sinar yang masuk. Kelainan ini lebih sulit diatasi karena sering berkaitan dengan komplikasi penyakit atau proses ketuaan.
Untuk mencegah katarak, dapat dilaukan dengan pemeriksaan awal misalnya Untuk mendeteksinya cukup dengan pemeriksaan dengan batere dari luar dan pemeriksaan fundus reflek mengunakan ophthalmoskop dari jarak 30 cm. Jika memang terbukti, maka seorang penderita katarak dapat melakukan operasi Perkembangan bedah katarak saat ini sangat pesat apalagi ditunjang dengan perkembangan teknologi. Seperti penanganan phacoemulsifikasi pada penderita katarak
Phacoemulsifikasi sendiri merupakan penggunaan mesin untuk menghancurkan katarak. Mesin ini menggunakan getaran ultrasonik untuk penghancurkan lensa , dan lensa yang telah hancur dikeluarkan dengan cara dihisap. Dengan teknik ini hanya diperlukan irisan sebesar 3 mm, untuk memasukkan ujung penggetar ultrasonik, sehingga setelah operasi tidak diperlukan jahitan. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu menunggu kataraknya sampai ‘matang’ , sehingga begitu ketebalan kataraknya terasa menganggu penglihatan, dapat segera dilakukan operasi dan penyembuhan lebih cepat. Bila tempat tinggal penderita dekat dan berpendidikan cukup dilakukan tindakan One Day Care (satu hari rawat inap).
Rabun jauh adalah fokus bola mata yang hanya mampu melihat obyek dekat, tetapi kabur bila melihat obyek-obyek yang letaknya jauh hal ini dikarena korneanya terlalu cembung sehingga sinar bayangan tidak tepat jatuh pada titik fokus di retina. Miopia umumnya merupakan kelainan yang diturunkan oleh orangtuanya (genetik) sehingga banyak dijumpai pada anak-anak usia dini sekolah. Ada beberapa penyebab rabun jauh, bisa karena faktor lingkungan, seperti makanan yang kurang gizi dan vitamin, serta cara membaca yang tidak benar.
Sedangkan rabun dekat merupakan kelainana mata yang tidak bisa maksimal melihat jauh (menjadi kabur) dan melihat objek dekat lebih kabur lagi. Pada jenis kelainan refraksi ini, panjang bolamata penyandangnya biasanya lebih pendek dari seharusnya. Akibat pendeknya sumbu bolamata, lensa mata tidak lagi sanggup memfokuskan cahaya yang berasal dari objek yang jauh apalagi yang tepat pada retina, dengan lensa berakomodasi maksimal sekalipun.
Seseorang yang telah memasuki usia senja juga seringkali mengalami keluhan gangguan karena kekeruhan dari bagian mata yang dilewati sinar. Gangguan ini sering disebut dengan katarak. Katarak adalah salah satu penyebab dari kebutaan yang disebabkan oleh kekeruhan lensa yang biasanya terjadi pada usia lanjut, dan untuk mengatasinya hanya dengan cara pembedahan. Seseorang yang mengalami katarak biasanya mengalami gangguan-gangguan seperti mata seperti terdapat kabut yang menutupi benda yang dilihat. Hal ini ditandai dengan lensa mata yang berubah menjadi buram seperti ada gumpalan cairan keruh. Orang penderita katarak, biasanya ketika melihat objek seperti bayang-bayang (dobel).
Gangguan yang juga sering diderita oleh orang tua biasanya gangguan karena kelainan saraf, misalnya karena kerusakan retina , yaitu bagian mata yang mengolah sinar yang masuk. Kelainan ini lebih sulit diatasi karena sering berkaitan dengan komplikasi penyakit atau proses ketuaan.
Untuk mencegah katarak, dapat dilaukan dengan pemeriksaan awal misalnya Untuk mendeteksinya cukup dengan pemeriksaan dengan batere dari luar dan pemeriksaan fundus reflek mengunakan ophthalmoskop dari jarak 30 cm. Jika memang terbukti, maka seorang penderita katarak dapat melakukan operasi Perkembangan bedah katarak saat ini sangat pesat apalagi ditunjang dengan perkembangan teknologi. Seperti penanganan phacoemulsifikasi pada penderita katarak
Phacoemulsifikasi sendiri merupakan penggunaan mesin untuk menghancurkan katarak. Mesin ini menggunakan getaran ultrasonik untuk penghancurkan lensa , dan lensa yang telah hancur dikeluarkan dengan cara dihisap. Dengan teknik ini hanya diperlukan irisan sebesar 3 mm, untuk memasukkan ujung penggetar ultrasonik, sehingga setelah operasi tidak diperlukan jahitan. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu menunggu kataraknya sampai ‘matang’ , sehingga begitu ketebalan kataraknya terasa menganggu penglihatan, dapat segera dilakukan operasi dan penyembuhan lebih cepat. Bila tempat tinggal penderita dekat dan berpendidikan cukup dilakukan tindakan One Day Care (satu hari rawat inap).
No comments:
Post a Comment