PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal
jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus
meningkat. Risiko kematian pada gagal jantung ringan meningkat hingga 5-10% dan
pada gagal jantung berat 30-40%. Gagal jantung merupakan penyakit yang paling
sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (Kasron,2012)
Menurut AHA tahun 2004, melaporkan 5,2
juta penduduk Amerika menderita gagal jantung. Asuransi kesehatan medicare USA
paling banyak mengeluarkan biaya untuk diagnosis dan pengobatan gagal jantung,
dari hasil pencatatan dan pelaporan. Menurut riset kesehatan dasar (RISKASDES)
yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2013 prevalensi gagal
jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia didapati 0,13%, dan
berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3%. Dan dari hasil
pencatatan rumah sakit ditahun 2007 pada
Sistem Informasi rumah sakit menunjukkan case fatality rate tertinggi
pada gagal jantung sebesar 13,42%.
Semua penyakit jantung utama bila dalam
keadaan parah dapat berpengaruh pada fungsi pompa yang dikenal sebagai
kegagalan jantung kongestif (CHF),Gagal Jantung adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan
terhadap nutrient dan oksigen.serta kerusakan kontraktilitas dari jantung, yang
mengarah pada curah jantung kurang dari normal. Kondisi umum yang mendasari
termasuk aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi atau degenerative
otot jantung, sejumlah faktor sistemik dapat menunjang perkembangan dan
keparahan dari gagal jantung.
Peningkatan laju metabolik(misalnya, demam, koma, hipoksia dan anemia
membutuhkan suatu peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen.(Bararah,
Taqiyyah, 2013)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui pemecahan masalah yang ada pada kasus pasien dengan gagal jantung
kongestif dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yang disusun
secara sistematis dan komprehensif
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi
fisiologi jantung.
b. Untuk mengetahui definisi dari
penyakit gagal jantung.
c. Untuk mengetahui penyebab dari
penyakit gagal jantung.
d. Untuk mengetahui klasifikasi
dari penyakit gagal jantung.
e. Untuk mengetahui dan memahami
pathway penyakit gagal jantung.
f. Untuk mengetahui manifestasi
klinis penyakit gagal jantung.
g. Untuk mengetahui komplikasi
penyakit gagal jantung.
h. Untuk mengetahui pemeriksaan
penunjang pada penyakit gagal
jantung.
i. Untuk mengetahui konsep keperawatan atau
asuhan keperawatan gagal
jantung
K. Konsep dasar
asuhan keperawatan
1
Pengkajian
a. Pemeriksaan
fisik
1) Inspeksi
a) Respirasi meningkat,dispnea
b) Batuk kering,bercampur darah.
c) Vena leher, dengan JVP meningkat
d) Kulit bersisik, pucat
e) Edema kaki
f) Asites abdomen
2) Palpasi
a) Jantung,bergeser ke kiri, inferior karena dilatasi atau
hipertrofi
ventrikel
b) Pulsasi perifer menurun
c) Hati teraba di bawah arkus kosta kanan
d) Denyut jantung meningkat indikasi tekanan vena porta
sistemik
meningkat
e) Edema menyebabkan piting
3) Auskultasi
a)Suara paru menurun, basilar rates mengakibatkan cairan
pada
jaringan paru
b)Suara jantung dengan S1,S2 menurun. Kontraksi miokard
menurun
S3 meningkat, volume
sisa meningkat, murmur terkadang juga
Terjadi
b. . Pengkajian data
1) Aktivitas dan
istirahat:
a) Adanya kelelahan, insomnia, letargi, kurang istirahat
b) Sakit dada,dispnea pada saat istirahat atau saat
beraktivitas
2) Sirkulasi:
a)Riwayat hipertemia,kelainan katup, bedah jantung,
endokarditis,anemia,
syok septic, bengkak pada kaki,asites,
takikardia.
b) Disritmia,fibrilalasi atrial, kontraksi ventrikel
premature.
c) Bunyi S3 gallop, adanya sistolik, pucat, ronki,
hepatomegali.
3) Status mental:
a) Cemas, ketakutan, gelisah, marah, peka
b) Stress sehubungan dengan penyakitnya, sosial, financial.
Eliminasi
c) Penurunan volume urine, urine yang pekat.
d) Nokturia, diare dan konstipasi.
4) Makanan dan cairan
a) Hilang nafsu makan,mual, dan muntah
b) Edema di ektremitas bawah, asites.
5) Neurologi
a) Pusing,pingsan, kesakitan.
b)Letargi,binggung,disorientasi,peka.
6)
Rasa nyaman
Sakit
dada, kronik/akut angina.
7) Respirasi
a) Dispnea pada waktu aktivitas, takipnea.
b) Tidur dan duduk, riwayat penyakit paru.
8) Rasa aman
a) Perubahan status mental
b) Gangguan pada kulit/dermatitis
2 Diagnosa
Keperawatan
a. Penurunan
curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompakan jumlah darah
untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.
b. Volume cairan berlebih berhubungan dengan menurunyya
curah jantung dan retensi natrium dan air ditandai dengan oliguria, edema,
peningkatan BB
c. Intoleransia aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai kebutuhan oksgen ditandai dengan kelemahan, kelelahan,
perubahan tanda tanda vital
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane kapiler alveolus ditandai dengan sesak napas
e. Cemas Berhubungan dengan krisis situasional ancaman
terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan
f. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan
dengan kurangnya pengajaran
3 Rencana
tindakan keperawatan
a.Diagnosa
penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompakan
jumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh.
Kriteria
Hasil:
1. Tekanan darah rentang normal
2. Toleransi terhadap aktivitas
3. Nadi perifer kuat
4. Ukuran jantung normal
5. Tidak ada distensi vena jugularis
6. Tidak ada disritmia
7. Tidak ada bunyi jantung abnormal
8. Tidak ada kelelahan
Intervensi:
1. Evaluasi adanya nyeri dada
Rasional: Untuk mengobservasi nyeri dada
2. Lakukan penilalian
komprehensif terhadap sirkulasi perifer (nadi perifer,suhu ekstremitas)
Rasional: Kompensasi dari penurunan cardiac output, pulsasi
ke periver melemah, crt melemah dan hampir tidak teraba
3. Dokumentasi adanya disritmia jantung
Rasional: Dapat mengakibatkan hipoksia dan penurunan curah
jantung
4. Observasi gangguan irama dan konduksi
Rasional: Untuk memantau hemodinamik/Menilai keefektifan
cardiac output
5. Observasi status respirasui terhadap gejala gagal jantung
Rasional: Untuk mengobservasi adanya disritmia
6. Observasi keseimbangan cairan
Rasional: Untuk mengetahui balance cairan, atau intake
output
7. Kolaborasi dalam pemberian terapi antiaritmia
Rasional: Untuk membantu mempercepat proses kesembuhan
b. Volume cairan berlebih berhubungan dengan menurunnya
curah jantung dan retensi natrium dan air
Kriteria Hasil:
1. Klien bebas dari edema
2. Klien dapat mempertahankan bunyi paru
3. Turgor kulit normal
4. Tidak ada oliguria
5. Klien melaporkan adanya kemudahan dalam bernapas
Intervensi:
1. Observasi nilai elektrolit serum abnormal
Rasional: Untuk mengetahui tingkat keparahan,dan membantu
menegakkan diagnose
2. Observasi bunyi paru adanya bunyi crakles,status respirasi
dan tentukan adanya ortopnea dan keparahanya
Rasional: Untuk mengetahui tingkat kesulitan nafas pasien
pada saat tidur dan duduk
3. Observasi adanaya
distensi vena jugularis dengan posisi kepala ditinggikan 30-45 derajat
Rasional: Untuk mengobservasi adanya alat bantu nafas
sehingga menekan vena jugularis
4. Observasi hasil laboratorium(hematokrit,BUN,albumin)
Rasional: Untuk mengetahui tingkat keparahan,dan membantu
menegakkan diagnose
5. Observasi tanda dan gejala retensi cairan
Rasional: Untuk mengetahui adanya oligouria
6. Observasi tanda tanda vital
Rasional: Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat dari
disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokard dan rangsang vagal. Sebaliknya,
hipertensi juga banyak terjadi yang mungkin berhubungan dengan nyeri,
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai
kebutuhan oksgen
ditandai dengan
kelemahan, kelelahan, perubahan ttv
Kriteria hasil:
1. Klien dapat menentukan aktivitas yang sesuai dengan
peningkatan nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas, mempertahankan irama
dalam batas normal.
2. Memperahankan warna
dan kehanagatan kulit dengan aktivitas
3. EKG dalam batas
normal
4. Melaporkan
peningkatan aktivitas harian
Intervensi:
1. Tentukan keterbatasan klien terhadap aktivitas
Rasional: Menentukan penyebab dapat
membantu menentukan intoleransia
2. Observasi asupan nutrisi sebagai sumber energi yang adekuat
Rasional: Untuk mengetahui keadekuatan asupan nutrisi
3. Observasi respon jantung terhadap aktivitas missal
takikardi, disritmia, pucat dan frekuensi pernafasan
4. Dorong melakukan periode istirahat.
Rasional: Untuk menurunkan komplikasi pada pasien
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane
kapiler alveolus
ditandai dengan sesak napas
Kriteria hasil:
a. Status mental
dan rentang normal
b. Klien bernapas dengan mudah
c. Tidak ada dispnea
d. Tidak ada kegelisahan
e. Tidak ada sianosis
f. Tidak ada somnolen
g. Ventilasi perfusi seimbang
Intevensi:
a. Atur posisi klien memaksimalkan ventilasi
Rasional: Mengurangi sesak dan meningkatkan
aliran darah balik
vena
b. Auskultasi bunyi napas, area penurunan ventilasi atau
tidak adanya
ventilasi dan adanya bunyi napas tambahan
Rasional: bunyi napas tambahan
mengindikasikan gangguan
pertukaran gas
c. Ajarkan klien bagaimana menggunakan inhaler
Rasional: untuk
mengurangi ronkhi pada lapang paru,untuk
menguragi sesak nafas
g. Observasi status respirasi
Rasional:
untuk mengobservasi adanya sesak nafas
e. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan
dengan kurangnya pengajaran
Kriteria hasil
a. Mengenal nama penyakit
b. Menjelaskan proses penyakit
c. Menjelaskan faktor dan penyebab dan resiko
d. Menjelaskan efek dari penyakit
e. Menjelaskan tanda dan gejala
f. Menjelaskan tindakan untuk meminimalkan progresi penyakit
g. Menjelaskan tanda dan gejala komplikasi
h. Menjelaskan pencegahan komplikasi
Intervensi:
a. Kaji tingkat pengetahun pasien berhubungan dengan proses
penyakit
yang spesifik
Rasional: Untuk
mengetahui tingkat pengetahuan pasien
terhadap
Penyakitnya
b. Jelaskan tanda dan gejala yang biasanya muncul .
Rasional: Agar pasien
bisa menanggulangi penyakitnya
b. Jelaskan tentang proses penyakit
Rasional: Agar pasien
mengetahui penyakit yang dideritanya
c. Jelaskan kepada klien tentang efek samping pengobatan dan
tindakan
yang tepat untuk
menanggulanginya
Rasional: agar pasien
mengetahui efek samping pengobtan/terapi
yang diberikan
G. Manifestasi Klinis Gagal Jantung menurut Kasron (2012 )
Gagal jantung kiri Gagal
jantung kanan
1. Dispnea 1.
Kongestif jaringan perifer & Viseral
2. Batuk 2.
Edema ekstremitas bawah
3. Mudah lelah 3.
Hepatomegali
4. Kegelisahan 4.
Anorexia dan mual
5. Kecemasan 5.
Nokturia &Kelemahan
H. Komplikasi gagal
jantung menurut Kasron (2012) yaitu:
1. Syok
kardiogenik
2. Episode
tromboemboli karena pembentukan bekuan vena karena statis darah
3. Efusi dan
tamponade pericardium
4. Toksisitas
digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis
I. Pemeriksaan
penunjang menurut Bararah & Taqiyyah (2013) adalah :
1.EKG dapat ditemukan
kelainan primer jantung(iskemik, hipertrofi ventrikel,gangguan irama) dan
tanda-tanda faktor pencetus akut(infark miokard, emboli paru)
2.Scan jantung
tindakan penyutikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding
3. Sonogram
(ekokardiogram, ekokardiogram dopple) dapat menunjukkan dimensi pembesaran
bilik, perubahan dalam fungsi/ struktur katup, atau area penurunan
kontraktilitas ventrikuler
4. Kateterisasi
jantung pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP) 10mmHg atau
pulmonary arterial wedge pressure >12mmHg dalam keadaan
istirahat. Curah jantung lebih rendah dari 2,71/menit/m2 luas permukaan tubuh
5. Rongent dada
dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertrofi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal
6. Enzim hepar
meningkat dalam gagal/ kongestif hepar
7. Elektrolit mungkin
berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal,
terapi diuretik
8. Oksimetri nadi
saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung
kongestif akut
menjadi kronis
9. AGD Gagal
ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratori ringan (dini) atau
hipoksemia dengan
peningkatan PCO2 (akhir)
10. BUN dan
kreatinin peningkatan BUN menunjukkan penurunab fungsi ginjal.
Kenaikan
baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal
11. Pemeriksaan
tiroid peningkatan aktivitas tiroid menunjukkan hiperaktivitasi
tiroid
sebagai pre pencetus gagal jantung
J. Penatalaksanan
Penatalakasanan
bertujuan untuk menurunkan kerja jantung meningkatkan curah jantung dan
kontraktilitas miokard dan menurunkan retensi garam dan air,penatalaksanan
meliputi: (Aspani,Renny, 2015)
1. Tirah baring untuk gagal jantung kongestif tahap akut dan
sulit disembuhkan
2. Pemberian diuretik
akan menurunkan preload dan kerja jantung
3. Pemberian morfin untuk
mengatasi edema pulmonal akut, vaspodilatasi perifer, menurunkan aliran balik
vena dan kerja jantung dan menghilangkan ansietas
4. Reduksi volume darah
sirkulasi untuk memindahkan volume darah
dari sirkulasi
sentral, menurunakn
aliran balik vena dan tekanan pengisian
serta sebaliknya
menciptakan masalah
hemodinamik dengan segera, dengan metode plebotomi.
5. Terapi nitrit obat utama untuk vasodilatasi perifer guna
menurunkan afterload.
6. Terapi digitalis
untuk meningkatkan kontraktilitas inotropik memperlambat frekuensi ventrikel,
peningkatan efisiensi jantunh
7. Inotropik Positif
diberikan dopamine dan dobutamin
8. Dengan konterpulasi
balon intraaorta atau pompa PBIA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A.
Pengkajian
Keperawatan
1. Identitas Klien
Nama (Inisial) : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur/tanggal lahir : 51 tahun / 1 April 1963
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
Pendidikan terakhir :
SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jalan Gelam Jaya, Pasar kemis,
Tangerang
Diagnosa medis : CHF DCM
Alergi : Tidak ada
Tgl Masuk : 21 Maret 2015
jam 12.54
Tgl Pengkajian :
23 Maret 2015 jam 08.00
Asal masuk : Emergency
Departement
2. Riwayat
Kesehatan
a. Diagnosa
dokter saat masuk RS: CHF, suspect
dilated cardio miopati
b. Uraian penyakit pasien (sebutkan alasan masuk RS?)
Pasien tiba d UGD tgl 21 Maret 2014 jam 13.00 mengeluh
sesak nafas 3 hari yang lalu,sesak lebih dirasakan pada malam hari tiba-tiba
terbangun dan saat melakukan aktivitas, satu hari sebelum masuk rumah sakit
pasien batuk,buang air besar dan air kecil normal, pasien mengeluh mual, perut
terasa begah, dan terkadang saat batuk dada terasa nyeri, TD: 90/60, HR:
59x/menit , suhu 36,5oc, RR: 44x/menit, spo2 97%. EWS: 7
Pada
tanggal 23 Maret 2014 dilakukan pengkajian, pasien tampak sesak saat bicara,
akral dingin, tampak pucat, lemas, batuk, TD: 110/70x/menit, Nadi: 50x/menit,
rr: 20x/menit, suhu 35,7oc, Spo2: 98% EWS: 1. Keluarga mengatakan saat dirumah
asupan makanan tidak terkontrol. pasien mengatakan sesak muncul, sesak mulai
berkurang saat pasien duduk.
c.
Riwayat kesehatan yang lalu:
Setahun
yang lalu pasien pernah masuk RS, dengan keluhan yang sama tetapi menurut
keluarga pasien, lebih parah yang dulu di banding sekarang.
d.
Riwayat pengobatan saat di rumah: obat diminum rutin, tetapi tidak pernah
control ke RS, obat dibeli di apotek,
Nama Obat
|
Dosis
|
Cara Pemberian
|
Frekuensi
|
Waktu & Tanggal Terakhir Pemberian
|
Furosemid
|
1x40mg
|
Oral
|
OM
|
20 Maret 2015
|
Codein
|
1x10mg
|
Oral
|
2x/hari
|
20 Maret 2015
|
e. Riwayat alergi: tidak ada
f. Riwayat transfusi darah: pasien tidak pernah
tranfusi darah
g. Golongan darah: pasien mengatakan tidak
mengetahui
h. Riwayat merokok: pasien merokok, jenis
sigaret, jumlah ±1-2 bungkus/
hari.
Pasien merokok sejak umur 20-an, saat ini pasien sudah berhenti
merokok.
i. Riwayat minum - minuman keras: Pasien
tidak pernah minuman keras
j. Riwayat penggunaan obat penenang: pasien
tidak mengunakan obat
penenang.
k. Riwayat pekerjaan: pasien bekerja sebagai karyawan swasta.
l. Riwayat penyakit
keluarga: keluarga ada yang memiliki hipertensi
3. Pemeriksaan
Fisik (tanggal 23 Maret 2015)
Keadaan umum pasien : pasien tampak sakit
sedang, GCS: E4M6V5,
Pupil: kanan 2 mm/kiri 2mm Reaksi
Cahaya: +/+
Tanda
vital:110 /70 mmhg BB: 59kg TB 165cm, spo2 98%,
Suhu: 35,7oC Nadi: 52x/mnt,teratur Pernafasan: 20x/mnt teratur,
a. Kepala : tidak ada masalah.
b. Rambut : kering, ketombe tak ada, warna rambut
hitam.
c. Muka : simetris, tak ada masalah.
d. Mata : pasien menggunakan kacamata.
e. Telinga : tidak
ada kelainan.
f.
Hidung :
tidak ada sekret, tidak ada polip, terpasang 02 nasal kanul
3lt/menit
g.
Mulut :
bibir kering, mukosa mulut kering, lidah bersih.
h.
Gigi :
pasien tidak menggunakan ggi palsu, ada gigi karies.
i.
Lidah :
tidak ada masalah.
j.
Leher :tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran vena jugularis 3,4cm
k. Dada : bentuk dada simetris, suara nafas
ada ronchi, di paru kanan kiri, pasien
batuk lendir bercampur darah, dada nyeri menjalar ke leher
l.
kardiovaskular: keluhan dada terasa tidak enak, terlihat
adanya ictus cordis, Capillary reffil > 3 detik, akral dingin, Pulsasi
perifer melemah, auskultasi bunyi jantung di ICS 2 kanan dan kiri, ICS 3 kiri
dan ICS 5 midklavikula kiri, tidak ada
bunyi tambahan pada jantung bunyi jantung tunggal, S1 Lup dan S2 Dup,
m.
Abdomen :
teraba supel, tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran abdomen, terdengar tympani
pada semua kuadran di abdomen, bising usus terdengar di 4 kuadran 20 x/mnt tak
ada nyeri tekan.
n.
Integument : akral teraba dingin, tidak ada luka
tekan, braden score: 23
Faktor resiko
|
Persepsi sensori
|
Kelembapan
|
Aktivitas
|
Mobilitas
|
Nutrisi
|
Gesekan
|
Total Score
|
Score
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
23
|
o.
Ektremitas : tidak ada parese, tidak ada keluhan.
p.
Genetalia : tidak ada kelainan.
q. Sistem
integument : akral teraba dingin, turgor kulit elastis, mukosa bibir kering,
tidak ada edema
r.
Sistem persarafan : tidak ada kelainan
s.
Sistem perkemihan : oligouria warna kuning pekat, tidak ditemukan massa,
ataupun nyeri pada area perkemihan, tidak ada keluhan nyeri saat berkemih.
4. Kenyamanan
a. Nilai Nyeri/Pain
score: Numeric skala 4 (saat aktivitas)
N:
awal gejala timbul saat saya beraktivitas
O:
Gejala muncul saat saya beraktivitas
P:
nyeri muncul secara tiba tiba, dan ketika saya duduk nyeri berkurang
Q:
Nyeri seperti tertimpa benda tumpul
R:
Nyeri di dada sebelah kiri, menjalar ke punggung &leher
S:
Skala nyeri wong bacer face aktivitas:
4, istiraht 2
T:
lama nyeri ±1jam
U:
Saya dan keluarga mengetahui penyebab nyeri yang saya rasakan, karena penyakit
jantung
V:
saya harap nyeri saya berkurang, karena nyeri menganggu aktivitas
saya bekerja
b.
Aktivitas dan Istirahat
1)
Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari dengan kemampuan ketergantungan
ringan, jika melakukan aktivitas sering merasa sesak
2)
Berjalan: Tidak ada kesulitan
3)
Kebutuhan terhadap bantuan: Bantu Sebagian
4)
Ekstremitas Atas/bawah: Tidak ada kesulitan
5)
Pola istirahat sehari-haari Di rumah: ±6-7 jam per hari istirahat, Saat
MRS:
±4-5 jam per hari, dan sering terbangun pada malam hari. Pasien memakai bantal
lebih dari 1
6) mengatasi masalah tidur:
Tidak
c.
Nutrisi
1) Intake nutrisi lewat: Di rumah: makanan tidak terkontrol,
minum tidak terkontrol, makan goreng gorengan, makanan yang bersantan, mimum
sehari ±1,5L per hari, sehari makan 3x
Saat
MRS: makanan Oral, makanan diet jantung, makan tidak habis, pembatasan minum
±600L/hari
d.
Eliminasi : Saat dirumah BAB: Normal
1x/hari BAK: Oligouria
Saat MRS: BAB: Normal 1x/hari BAK: Oligouria
e.
Kebutuhan Komunikasi/Pendidikan dan pengajaran
1)
Bicara: Normal
2)
Bahasa sehari-hari: Daerah menggunakan Bhs Indonesia
3)
Perlu Penerjemah: Tidak
4)
Hambatan belajar: Cemas
5)
Cara belajar yang disukai: Diskusi
6) Potensi Kebutuhan
pembelajaran: Proses penyakit dan Nutrisi
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium
Nama
|
Hasil tgl 21-3-2015
|
Hasil tgl 24-3-2015
|
Nilai normal
|
Hb
|
13.70g/dl
|
14.40
|
13.20-17.30
|
Hematocrit
|
41.50%
|
41.80
|
40.00-52.00
|
RBC
|
4.45 10ˆ6/uL
|
4.62
|
4.40-5.90 10ˆ6/uL
|
WBC
|
20.31 10ˆ3/uL
|
8.42
|
3.8-10.6 10ˆ3/uL
|
SGOT
|
247
|
95
|
5-34
|
SGPT
|
124
|
147
|
0-35
|
UREUM
|
59.6 mg/dl
|
110
|
< 71,00 mg/dl
|
CREATININ
|
2.99 mg/dl
|
3.56
|
0,7-1,3
mg/dl
|
eGFR
|
23.7 ml/mnt 1.73
mˆ2
|
19.3
|
>=60Normal Fungsi ginjal
|
CK
|
1707 U/L
|
-
|
38-104
|
CKMB
|
57.4 U/L
|
-
|
7-25
|
TROPONIN-T
|
473.0 Pg/ml
|
-
|
0.00-14.00
|
Natrium
|
135
|
133
|
137-145mmol/L
|
b. Hasil Echochardiografi 24-3-2015
Iskemik cardiomiopati,
disfungi LV.
EF 31%
LVSEC +
AR mild. MR moderate TR moderate tidak
volume overload
c. Hasil Foto Torak 21 maret 2015
Kedua sinus costoprenicus dan diafragma
normal
Cor: CTR75%
Kedua hilus: kasar
Pulmo: corakan broncho vasikuler
meningkat kearah cranial, tampak infiltrate pada suprahiler dan pada hiller
bilateral, dextroxsoliosis vert toracalis
Kesan: cardiomegali suspect efusi
pericard dd/cardiomiopati, edema paru
d. Pengobatan:
Valsartan 40mg 1x perhari (PO)
Simar c 2mg 1x perhari (PO)
OMZ
40mg 2x per hari(IV)
Dopamin 5mcg (IV drip)
Codein 10mg 2x per hari (PO)
Lasix 20mg 2x per hari(IV)
Donperidon 10mg 3x per hari(PO)
Furosemid 40mg 1x per hari(PO)
Lovenox 0,4 2x per hari(SC)
BAB 4
PEMBAHASAN
A.
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari
proses keperawatan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data subjektif dan data
objektif. Pada pengkajian antara teori dan kasus ditemukan beberapa kesenjangan.
Pengkajian pada kasus ini, penulis menggunakan studi kasus dan rekam medis
dalam pengumpulan data.
Pada teori disebutkan bahwa pada pemeriksaan
fisik terdapat keluhan batuk bercampur darah, adanya kelelahan, insomnia,
kurang istirahat ada peningkatan JVP, sakit dada, hilangnya nafsu makan mual,
suara paru menurun, basilar rates mengakibatkan cairan pada jaringan paru. Dan
pada kasus Tn. S saat pemeriksaan fisik
ditemukan JVP meningkat 3,4 cm, pada saat pasien sesak terkadang ada batuk
bercampur darah, ditemukan ronchi pada saat auskultasi, pasien susah tidur
karena sesak dan batuk, nafsu makan menurun porsi makan tidak dihabiskan pasien
merasa mual. Jadi,
secara umum pengkajian yang dilakukan pada teori sama dengan pengkajian pada
kasus, hanya saja tidak semua data fokus teori ditemukan pada kasus.
B. Diagnosa
keperawatan
Dalam
kasus ini ditemukan 6 diagnosa keperawatan, dalam kasus ini penulis hanya
mengangkat 5 diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan pada teori adalah
penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompakan
jumlah darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan tubuh, Volume cairan berlebih
berhubungan dengan menurunya curah jantung dan retensi natrium dan air ditandai
dengan oliguria, edema, peningkat, Intoleransia aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai kebutuhan oksgen ditandai dengan kelemahan, kelelahan,
perubahan tanda tanda vital, Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan membran kapiler alveolus, Cemas Berhubungan dengan krisis situasional
ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, Kurang
pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya pengajaran.
Pada
Tn. S ditegakkan 5 diagnosa yang sesuai dengan teori yaitu Nyeri berhubungan
dengan suplai O2 ke jaringan menurun, Penurunan curah jantung
berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompakan jumlah darah untuk
mencukupi kebutuhan jaringan tubuh, Volume cairan berlebih berhubungan dengan
menurunyya curah jantung dan retensi natrium dan air ditandai dengan oliguria,
edema, Intoleransia aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
kebutuhan oksgen ditandai dengan kelemahan, kelelahan, perubahan tanda tanda
vital, dan Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan
kurangnya pengajaran.
Pada
kasus Tn. S ini kami mengangkat diagnose keperawatan nyeri dada karena pasien
mengeluh nyeri dada berhubungan dengan suplai oksigen ke jaringan menurun
dilihat dari hasil thorax menunjukkan adanya iskemik pada miokard dan kami
tidak mengangkat diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran kapiler alveolus ditandai dengan sesak napas dan, cemas berhubungan
dengan krisis situasional ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status
kesehatan, karena tidak ditemukan pengkajian dan data penunjang kearah diagnosa
tersebut, tidak ada keringat dingin,sesak berat RR lebih dari 24x/menit, nilai
AGD tidak dilakukan, dan pengkajian
tidak ditemukan kecemasan pada pasien.
C. Intervensi
Keperawatan
Penulis membuat
perencanaan tindakan keperawatan mengacu pada intervensi yang ada pada teori
namun ada sedikit modifikasi yang ditambahkan dan disesuaikan dengan keadaan
pasien yaitu yang didapat dari data objektif pasien untuk mengatasi masalah pasien
D. Implementasi keperawatan
Penulis tidak
sepenuhnya dapat melakukan intervensi dan dilakukan berurutan, hal ini
disesuaikan dengan keadaan pasien serta kebutuhan pasien dan kondisi
dilapangan. Penulis melakukan implementasi Implementasi disesuaikan
dengan rencana keperawatan berdasarkan masalah keperawatan pasien. Adapun
implementasi yang diberikan untuk mengatasi penurunan curah jantung adalah
mengobservasi tensi dalam batas normal, nyeri dada berkurang, CRT kembali dalam
2-3 detik nadi dalam batas normal 80-100x/menit. Dan untuk mengatasi masalah
keperawatan volume cairan berlebih pantau balance cairan, dan mengobservasi
hasil laboratorium seperti BUN, ureum kreatinin, untuk mengatasi masalah
intoleransia aktivitas istirahat pasien, kondisikan lingkungan nyaman dan tenang,
kurangi aktivitas berlebihan pada pasien, Adapun untuk diagnosa kurang
pengetahuan tentang proses penyakit perawat melakukan implementasi keoada
keluarga dan pasien tentang proses penyakitnya dan tanda gejala.
E. Evaluasi
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal jantung adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif sering digunakan
kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan. Keadaan Patofisologis adanya
kelainan fungsi jantung yang dapat mengakibatkan jantung gagal memompakan darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ke jaringan atau kemampuannya hanya ada
kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (kasron, 2012).
Penyebabnya gagal jantung sebagai
berikut disfungsi miokard, beban tekanan berlebih sistolik, beban volume
berlebihan pada diastoli, peningakatan kebutuhan metabolik yang berlebih (demand
overload), gangguan pengisian (hambatan input), kelainan otot jantung, aterosklerosis
koroner, hipertensi sitemik/pulmonal, peradangan dan penyakit miokardium, Penyakit
jantung, faktor sistemik (Bararah & Taqiyyah, 2012). Mekanisme fisiologis
yang menyebabkan gagal jantung meliputi kedaan-keadaan seperti dibawah ini
preload, kontraktilitas, afterload.
B. Saran
1.
Saran
untuk perawat :
a. Perawat diaharapkan dapat mengetahui dan memberikan asuhan
keperawatan pasien pasien dengan gagal jantung kongestif secara komprehensif.
b. Perawat mampu mengenali gejala dini
dari CHF sehingga perawat mampu
memberikan ASKEP pada CHF dengan
cepat dan tepat.
c. Perawat mampu melakukan pendokumentasian pada pasien CHF dengan
baik dan benar.
d. Perawat mempunyai keterampilan dan
pengetahuan yang luas.
2. Saran untuk institusi :
a. Diharapkan diadakan pelatihan bagi perawat untuk kardiovaskular.
b. Dapat menyediakan buku-buku dan journal yang terbaru agar
pengetahuan perawat semakin luas.
DAFTAR
PUSTAKA
Aspiani,
Reny Yuli. 2015. Asuhan keperawatan
klien dengan gangguan
kardiovaskuler,
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Bararah,
Taqiyyah. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengakap menjadi
perawat
profesional
Kasron.
2012. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiovaskuker, Yogyakarta: Nuha
Medika
Linda D
Urden, Kathleen. 2014. Critical Care Nursing: Diagnosis and
Management,
Louis Missori
Sonny
Nardin, Foberto Kaplow, 2010. Cardiac Surgery Essentials for critical
nursing,
United Kingdom: Jones and Mart fett